MAKALAHKU10 - ARTIKEL PERMASALAHAN SAMPAH TPA KOTA PEKALONGAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampah- sampah di TPS(tempat pembuangan sementara)
yang makin hari makin menumpuk membuat kita penasaran bagaimana sampah di
Pekalongan dikelola dan bagaimana perjalanan sampah dari rumah-rumah warga
sampai ke TPA. Salah satu faktor yang menyebabkan
rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi “PR” besar
bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong
plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Manusia memang
dianugerahi Panca Indera yang membantunya mendeteksi berbagai hal yang
mengancam hidupnya. Namun di dalam dunia modern ini muncul berbagai bentuk
ancaman yang tidak terdeteksi oleh panca indera kita, yaitu berbagai jenis
racun yang dibuat oleh manusia sendiri.Lebih dari 75.000 bahan kimia sintetis
telah dihasilkan manusia dalam beberapa puluh tahun terakhir. Banyak darinya
yang tidak berwarna, berasa dan berbau, namun potensial menimbulkan bahaya
kesehatan. Sebagian besar dampak yang diakibatkannya memang berdampak jangka
panjang, seperti kanker, kerusakan saraf, gangguan reproduksi dan lain-lain.
Sifat racun sintetis yang tidak berbau dan berwarna, dan dampak kesehatannya
yang berjangka panjang, membuatnya lepas dari perhatian kita. Kita lebih risau
dengan gangguan yang langsung bisa dirasakan oleh panca indera kita. Hal ini
terlebih dalam kasus sampah, di mana gangguan bau yang menusuk dan pemandangan
(keindahan/kebersihan) sangat menarik perhatian panca indera kita. Begitu
dominannya gangguan bau dan pemandangan dari sampah inilah yang telah
mengalihkan kita dari bahaya racun dari sampah, yang lebih mengancam
kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita.
Semakin tingginya gunung sampah di TPA menandakan
semakin banyak sampah yang dihasilkan oleh masyarakat per harinya. Tingkat
konsumsi dan pertumbuhan penduduk yang tinggi menyebabkan sampah semakin banyak
dihasilkan. Muali dari sampah organic yang mudah terurai sampai sampah
anorganik yang sulit terurai. Mereka terkumpul menjadi satu. Tinggal bagaimana
pengelolaanya.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian
sampah?
2.
Dimana sampah
itu berakhir?
3.
Bagaimana sampah
itu diangkut sampai ke TPA?
4.
Pihak-pihak mana
saja yang seharusnya bertanggung jawab atas pengelolaan sampah?
5.
Apa saja
permasalahan yang dihadapi TPA Kota Pekalongan terkait sampah?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan artikel penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui cara sampah di Pekalongan dikelola
2. Untuk mengetahui permasalahan sampah di TPA Pekalongan
3. Untuk mengetahui jumlah sampah yang datang ke
TPA/bulan
D.
Manfaat Penulisan
Adapun
manfaat penulisan artikel penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Agar masyarakat mengetahui jumlah sampah yang
dihasilkan per bulannya
2. Menumbuhkan kesadaran masyarakat,agar mengurangi
tingkat konsumsi
3. Menumbuhkan kesadaran masyarakat agar melakukan
3R(reuse, reduce, recycle)
BAB II
LANDASAN TEORETIS
A. Kajian Teoretis
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan
setelah berakhirnya suatu proses. Sampah didefinisikan oleh manusia menurut derajat
keterpakaiannya, dalam proses-proses alam
sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang
dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung (Wikipedia, 2012).
Menurut Tanjung, Dr. M.Sc Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau
pemakai semula
Menurut Radyastuti, W. Prof.
Ir (1996) Sampah
adalah sumber daya yang tidak siap pakai
Menurut Basriyanta Sampah
merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik /
pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai atau dikelola dengan prosedur
yang benar
Menurut Kamus lingkungan (1994) Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk
digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian; barang rusak
atau cacat selama manufaktur; atau materi berlebihan atau buangan.
Menurut Prie G. S Sampah
adalah barang yang kita miliki tetapi sama sekali tidak pernah ada gunanya
Menurut Ecolink (1996) Sampah
adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas
manusia meupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis
Menurut Setyo Purwendro Sampah
merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran,
rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri ataupun aktivitas manusia
lainnya sehingga dengan kata lain, sampah merupakan hasil sampingan dari
aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai
Menurut Perda No. 11
tahun 2000 tentang Retribusi Kebersihan/
Pelayanan Persampahan Kota Pekalongan Sampah adalah limbah yang berbetuk padat dan setengah padat
yang berasal dari kegiatan orang
pribadi
atau badan yang terdiri dari bahan organik dan anorganik, logam dan non logam
yang dapat terbakar
tetapi tidak termasuk biologis/kotoran manusia dan sampah berbahaya
Menurut
WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi
atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi
dengan sendirinya (Chandra, 2007). Banyak sampah organik masih mungkin
digunakan kembali/ pendaurulangan (re-using), walaupun akhirnya akan tetap
merupakan bahan/ material yang tidak dapat digunakan kembali (Dainur, 1995).
Sampah dalam ilmu kesehatan
lingkungan sebenarnya hanya sebagian dari benda atau hal-hal yang dipandang
tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau harus dibuang, sedemikian
rupa sehingga tidak sampai mengganggu kelangsungan hidup. Dari segi ini dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sampah ialah sebagian dari sesuatu yang
tidak dipakai, disenangi atau sesuatu yang harus dibuang, yang umumnya berasal
dari kegiatan yang dilakukan oleh manusia (termasuk kegiatan industri), tetapi
yang bukan biologis (karena human waste tidak termasuk didalamnya) dan
umumnya bersifat padat (karena air bekas tidak termasuk didalamnya).
B. Hipotesis
TPA
atau tempat pembuangan akhir, bukan berarti disini adalah ujung sampah
Pekalongan dan semua akan diolah hingga bersih kembali. Di TPA sampah-sampah
masih akan dipilah lagi dan dialihkan ke kota-kota lain, seperti Semarang untuk
didaur ulang. Sebagian sampah yang hampir membusuk kadang diminta beberapa
daerah untuk menimbun wilayah atau region supaya tinggi. Sampah di TPA ini
mulai terbentuk sejak 1994, sehingga seiring berjalannya waktu sampah kian
menumpuk, hingga terbentuk gunung sampah. TPA ini terbagi menjadi 3 zona
penimbunan, yaitu zona I, zona II, zona III. Zona tersebut dibangun satu
persatu. Jika suatu zona sudah menggunung tinggi maka zona tersebut di
nonaktifkan dan dibuat lagi zona yang baru untuk menggantikan zona yang telah
dinonaktifkan.
BAB III
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Ada
banyak sekali macam sampah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia. Beberapa macam
penggolongan sampah ini dapat didasarkan atas
beberapa kriteria, yaitu: asal, komposisi, bentuk, lokasi, proses terjadinya,
sifat, dan jenisnya.
1.
Penggolongan sampah berdasarkan
asalnya
a. Sampah hasil kegiatan rumah tangga, termasuk di dalamnya sampah rumah sakit, hotel,
dan kantor.
b. Sampah hasil kegiatan industri /pabrik.
c. Sampah hasil kegiatan pertanian meliputi perkebunan, kehutanan, perikanan, dan
peternakan.
d. Sampah hasil kegiatan perdagangan, misalnya sampah pasar dan toko.
e. Sampah hasil kegiatan pembangunan.
f. Sampah jalan
raya.
2.
Penggolongan sampah berdasarkan
komposisinya
a.
Sampah seragam. Sampah hasil kegiatan industri umumnya termasuk dalam golongan ini. Sampah dari
kantor sering hanya terdiri atas kertas, karton, kertas karbon, dan semacamnya
yang masih tergolong seragam atau sejenis.
b.
Sampah campuran. Misalnya, sampah
yang berasal dari pasar atau sampah dari tempat-tempat umum yang sangat
beraneka ragam dan bercampur menjadi satu.
3.
Penggolongan sampah berdasarkan
bentuknya
a.
Sampah Padat
Sampah padat adalah
segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair. Dapat
berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas
dan lain-lain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik
dan sampah anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang
yang mengandung bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas,
potongan-potongan kayu dari peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting,
rumput pada waktu pembersihan kebun dan sebagainya. Berdasarkan kemampuan
diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:
1)
Biodegradable: yaitu sampah
yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau
anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan
perkebunan.
2)
Non-biodegradable:
yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi
menjadi:
a) Recyclable:
sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara
ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
b) Non-recyclable:
sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah
kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain
b.
Sampah Cair
Sampah cair adalah
bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke
tempat pembuangan sampah.
1)
Limbah hitam: sampah
cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya.
2)
Limbah rumah tangga:
sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah
ini mungkin mengandung patogen. Sampah dapat berada pada setiap fase materi:
padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan
terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa
dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar
datang dari aktivitas industri (dikenal juga dengan sebutan limbah), misalnya
pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan
menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip
dengan jumlah konsumsi. untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak
membuang limbah sembarangan misalnya membuang ke selokan.
c. Sampah
Alam
Sampah
yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang
alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di
luar kehidupan liar, sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya
daun-daun kering di lingkungan pemukiman.
d. Sampah
Manusia
Sampah
manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap
hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat
menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor
(sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu
perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan
penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan sanitasi.
Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem
urinoir tanpa air.
e.
Sampah Konsumsi
Sampah konsumsi
merupakan sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata
lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang
umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun
masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses
pertambangan dan industri.
f.
Limbah Radioaktif
Sampah nuklir merupakan
hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium
yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidupdan juga manusia. Oleh karena itu
sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi untuk
melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau
dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).
4. Penggolongan
sampah berdasarkan lokasinya
a.
Sampah kota (urban) yang terkumpul
di kota-kota besar.
b.
Sampah daerah yang terkumpul di daerah-daerah
luar perkotaan.
5. Penggolongan
sampah berdasarkan proses terjadinya
1.
Sampah alami, ialah sampah yang
terjadinya karena proses alami. Misalnya rontokan dedaunan
2.
Sampah nonalami, ialah sampah yang
terjadinya karena kegiatan manusia. Misalnya plastik dan kertas
6. Penggolongan
sampah berdasarkan sifatnya
a. Sampah
organik, terdiri atas dedaunan, kayu, tulang, sisa makanan ternak, sayur, dan
buah. Sampah organik adalah sampah yang mengandung senyawa organik dan tersusun
oleh unsur karbon, hidrogen, dan oksigen. Sampah ini mudah didegradasi oleh
mikroba.
b. Sampah
anorganik, terdiri atas kaleng, plastik, besi, logam, kaca, dan bahan-bahan
lainnya yang tidak tersusun oleh senyawa organik. Sampah ini tidak dapat
didegradasi oleh mikroba sehingga sulit untuk diuraikan.
Begitu
banyak macam sampah di dunia ini. Karena itulah diperlukan upaya untuk
mengelolanya dengan baik agar sampah tidak menjadi masalah yang sulit
diselesaikan di kemudian hari. Pengelolaan itu tidak hanya dilakukan di TPA,
tapi seharusnya pengelolaan itu dilakukan sejak darimana sampah itu berasal,
yaitu dari rumah tangga masyarakat. Sehingga saat berada di TPA hanya
diperlukan penyelesaian akhir sampah-sampah tersebut, yaitu pembusukan atau
penguraian oleh bakteri pengurai.
Dikutip
dari Perda No. 11 tahun 2000 tentang Retribusi Kebersihan/ Pelayanan
Persampahan Kota Pekalongan, ada 2 jenis tempat penampungan sampah yaitu tempat
penampungan sampah sementara (TPS) dan tempat pembuangan akhir sampah (TPA).
Tempat Penampungan Sampah Sementara yang selanjutnya disingkat TPS adalah
tempat penampungan sampah yang berasal dari lingkungan di kelurahan sebelum
diangkut ke TPA. Sedangkan Tempat Pembuangan Akhir yang selanjutnya disingkat
TPA adalah tempat untuk menampung, mengolah dan memusnahkan sampah.
Di
Pekalongan, tempat pembuangan akhir sampah hanya ada satu, yaitu TPA yang
berada di Degayu, Slamaran, Pekalongan. Sampah-sampah disini tidak didaur
ulang, hanya dipilah-pilah oleh pemulung untuk sampah-sampah anorganik yang
kualitasnya masih bagus. Belum ada teknologi yang didatangkan untuk pendaur
ulangan atau pemanfaatan sampah di TPA ini. Walaupun begitu menurut Kepala
Pengelola TPA Pekalongan, sampai sekarang t idak ada masalah yang
berarti pada pengelolaan sampah di Pekalongan. TPA yang diresmikan pada tahun
1994 ini memunyai lahan seluas 35000 m2 untuk menampung
sampah-sampah yang dihasilkan masyarakat. Lahan TPA tersebut dibagi menjadi
tiga zona. Zona pertama dibangun dengan luas 80 x 100 m. Untuk zona kedua
luasnya 160 x 100 m. Sedangkan zona ketiga dibangun dengan luas 11000 m2.
Dari ketiga zona ini, yang masih aktif hanya satu zona. Zona pertama dan zona
kedua sudah dalam keadaan tidak aktif, artinya sudah tidak digunakan untuk
menampung sampah lagi. Yang masih aktif hanyalah zona ketiga. Zona yang baru
berdiri satu tahun yang lalu ini masih digunakan untuk menampung sampah dari
masyarakat.
Tidak
sembarangan untuk membuat zona penimbunan sampah tersebut. Tanah yang telah
disiapkan untuk pembuatan zona digali dengan kedalaman sekitar 2,5 m. Kemudian
dasar lubang ditutup dengan kerikil yang berguna untuk menyaring air yang
dihasilkan oleh sampah-sampah yang tertimbun. Air sampah itu disalurkan lewat
pipa menuju suatu bak yang telah disediakan. Kemudian air sampah itu diendapkan
sehingga kotoran-kotorannya terpisah dengan air. Akhirnya air sampah disalurkan
ke Laut Slamaran yang berada dekat dengan TPA Pekalongan. Penyaringan air
sampah dilakukan agar air sampah tidak meresap ke dalam tanah dan bercampur
dengan air tanah. Untuk itulah dibangun sumur pantau yang digunakan oleh
pegawai TPA untuk memantau kadar pencemaran air tanah. Di TPA Pekalongan
sendiri ada 4
sumur pantau yang dibangun di lingkungan TPA. Pemantauan ini dilakukan untuk
mengetahui apakah air sumur warga masih bisa dikonsumsi atau tidak. Jika sudah
tidak bisa dikonsumsi maka pegawai TPA akan memeringatkan warga agar tidak
menggunakan air sumur mereka.
Sarana
yang digunakan untuk mengangkut sampah warga adalah truk. Di Pekalongan, ada 28
unti truk yang beroperasi untuk mengambil sampah-sampah. Ke 28 unit truk ini
beroperasi dua kali sehari, yaitu pagi dan sore. Truk-truk tersebut memiliki
rute sendiri-sendiri, sehingga sampah warga kota bisa terambil seluruhnya.
Dalam sehari truk-truk tersebut mengangkut lebih dari 600 m3 sampah,
sama dengan 8 m3 sampah tiap truknya. Ada wilayah-wilayah tertentu
yang tidak terjangkau oleh truk-truk pengangkut sampah ini. Biasanya wilayah
ini sulit terjangkau karena keberadaannya di wilayah terpencil. Untuk wilayah
seperti ini, biasanya ada swadaya masyarakat yang berinisiatif mengumpulkan
sampah-sampah mereka kemudian diangkut secara kolektif ke TPA atau dibuang di
kontainer sampah yang tersebar di berbagai tempat, atau dibuang ke TPS
setempat.
Selain
truk, alat yang digunakan untuk membantu pekerjaan di TPA adalah buldoser dan
elsavator. TPA Pekalongan memiliki 2 buldoser dan 2 elsavator. Kedua alat ini
bertugas untuk mengeruk sampah-sampah yang telah tertimbun di TPA. Pengerukan
dilakukan agar sampah-sampah yang dibawa truk tidak tertimbun hanya di wilayah
tertentu saja, hanya tertimbun di tempat yang mudah dijangkau oleh truk, tapi
merata keseluruh zona yang telah disediakan. Sehingga apabila truk membawa
muatan sampah baru, truk tersebut tidak perlu besusah payah mencari tempat yang
kosong untuk menimbun sampah.
Sebuah
TPA tidak pernah terlepas dari pemulung. Begitu juga dengan TPA Pekalongan. Ada
sekitar 75 pemulung yang setiap harinya bekerja memungut sampah di TPA.
Pemulung-pemulung ini tidak hanya berasal dari lingkungan sekitar saja, tapi
juga dari luar kota. Selain memungut sampah yang masih bisa dipakai atau didaur
ulang, mereka juga memungut sisa makanan, seperti buah-buahan yang masih layak
dikonsumsi. Jika beruntung, kadang mereka menemukan sejumlah uang dari tumpukan
sampah tersebut.
Sebuah
cerita dari TPA di Pekalongan. Delapan belas tahun sejak dibangunnya TPA ini,
belum ada masalah yang patut dijadikan evaluasi. Hal ini dibuktikan dengan
berhasilnya Pekalongan merebut Piala Adipura. Menurut Kepala Pengelola TPA,
untuk mendapatkan piala adipura tinggi gunungan sampah tidak boleh lebih dari
8-9 meter. Karena itu pihak pengelola TPA Pekalongan berusaha agar gunungan
sampah di TPA tidak terlalu tinggi. Selain berharap Piala Adipura itu diraih
Pekalongan lagi, juga untuk menjaga keamanan agar tidak terjadi longsor,
seperti yang terjadi di TPA Bantar Gebang. Bau tidak sedap yang dihasilkan
sampah pun tidak menjadi masalah bagi warga sekitar. Selain karena sudah
terbiasa, keberadaan TPA juga cukup jauh dari pemukiman warga. Di TPA ini hanya
terdapat satu zona yang masih aktif dengan luas lahan sekitar 11000 m2.
Sedangkan sampah yang dihasilkan masyarakat Pekalongan semakin hari semakin
bertambah. Karena itulah pihak pengelola TPA berharap agar pemerintah
menyediakan lahan untuk pembuatan TPA yang baru. Ditinjau dari lokasinya, sudah
tidak memungkinkan lagi untuk dilakukan pembangunan satu zona lain di TPA ini.
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1.
Sampah merupakan material sisa yang tidak
diinginkan setelah berakhirnya
suatu
proses.
2.
Sampah berakhir
di TPA
3.
Sampah-sampah
dari masyarakat diangkut dengan truk untuk dibawa ke TPA. Sampah-sampah yang
berada di kota dan desa yang letaknya jauh dari TPA, dditamung terlebih dahulu
di TPS tiap region dan nantinya akan ada petugas TPA yang mengangkut
sampah-sampah tersebut ke TPA.
4.
Semua pihak yang
menghasilkan sampah seharusnya bertanggung jawab atas pengelolaan sampah.
5.
Permasalahan TPA
Pekalongan terkait sampah antara lain adalah belum adanya teknologi pemanfaatan
sampah. TPA Pekalongan hanya ada satu, padahal sampah semakin hari semakin
banyak. Masih ada daerah-daerah yang belum bisa dijangkau oleh truk pengangkut
sampah.
B. Saran
1.
Pemerintah
mendatangkan teknologi pemanfaatan sampah
2.
Semakin hari
sampah yang dihasilkan masyarakat semakin bertambah, karena itu sebaiknya
pemerintah kota menyiapkan lahan baru untuk TPA
3.
Seharusnya
pendaur ulangan sampah sebaiknya harus ada di Pekalongan, jadi pada saat sampah
ingin didaur ulang tidak perlu dibawa ke Semarang.
Unduh dan Baca makalah diatas [ DISINI ]
Baca juga :
Makalah Sejarah Paham-Paham Baru dan Kebangsaan di Asia Afrika
makalah Metodologi Penelitian Analisis Inferensial
Makalah IPA Amida Turunan Asam Karboksilat
Makalah Lingkungan hidup dan Pencemaran
Unduh dan Baca makalah diatas [ DISINI ]
Baca juga :
Makalah Sejarah Paham-Paham Baru dan Kebangsaan di Asia Afrika
makalah Metodologi Penelitian Analisis Inferensial
Makalah IPA Amida Turunan Asam Karboksilat
Makalah Lingkungan hidup dan Pencemaran
0 Response to "ARTIKEL PERMASALAHAN SAMPAH TPA KOTA PEKALONGAN"
Post a Comment