makalahku10 - Makalah Manajemen pemasaran (menganalisi pasar konsumen dan pasar bisnis)
BAB
I. PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tujuan
pemasaran adalah memenuhi dan melayani kebutuhan dan keinginan konsumen
sasaran.Pasar konsumen dan perilaku pembelian konsumen harus dipahami sebelum
rencana pemasaran yang nyata dapat dikembangkan.Pasar konsumen membeli barang
& jasa untuk konsumsi pribadi, dan ini adalah pasar yang paling akhir
dimana kegiatan perekonomian diatur.
Masing
masing konsumen memiliki prilaku, selera dan daya beli berbeda pada produk ,
Pelanggan mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka namun bertindak
sebaliknya, menyebabkan pemasar harus dapat memperkirakan bagaimana mereka
mengetahui apa yang menjadi keinginan konsumen sehingga produk yang mereka
produksi dapat di terima oleh para konsumen yang dimana memberikan kepuasan
terhadap konsumen memberikan peluang terhadap pemasar untuk memperbaiki atau
memperkenalkan produk ataupun jasa,menentukan harga dan mengembangkan aktifitas
pemasaran lainnya, para pemasar selalu mencari trend trend terbaru yang muncul
sebagai peluang pemasaran yang baru.
Pasar
bisnis terdiri dari semua organisasi yang memperoleh barang dan jasa yang
digunakan dalam memperoduksi barang dan jasa lain yang dijual, disewakan, atau
dipasok kepada pihak lain. Industri utama yang membentuk pasar bisnis adalah
pertanian, kehutanan, dan perikanan; pertambangan, perusahaan manufaktur,
konstruksi, transportasi, komunikasi, sarana umum, perbankan, keuangan, dan asuransi,
distribusi serta jasa lain.Semakin banyak uang dan jenis produk yang terlibat
dalam penjualan kepasar bisnis dibandingkan penjualan ke pasar konsumen. Dalam
pasar bisnis akan timbul persaingan dengan banyaknya produsen-produsen yang
menawarkan produk barang dan jasa yang mereka hasilkan kepada para konsumen.
Persaingan dalam dunia bisnis semakin semarak dalam dewasa ini, pemasaran
global membuat perusahaan-perusahaan harus berusaha bagaimana mampu bersaing
dengan perusahaan lain yang menjadi pesaingnya.
BAB II. PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN PASAR KONSUMEN
Dalam menajemen pemasaran diungkapkan
sangat penting bagi seorang pemasaran agar dapat mengerti perilaku dan tindakan
konsumen, yang salah satu pendekatannya adalah dengan mengadakan analisis
terhadap pasar konsumen tersebut.
Pasar
konsumen adalah sekelompok pembeli yang membeli barang-barang untuk
dikonsumsikan, bukan untuk dujual atau diproses lebih lanjut.Yang termasuk
kelompok ini adalah pembeli individual/pembeli rumah tangga.
Dulu,
pemasar dapat memahami konsumen melalui pengalaman penjualan sehari-hari.Namun,
pertumbuhan perusahaan dan pasar telah menjauhkan banyak manajer pemasaran dari
kontak langsung dengan pelanggan. Semakin lama, manajer semakin harus
mengandalkan kerangka kerja 7O dalam melakukan riset konsumen guna menjawab
pertanyaan-pertanyaan kunci tentang pasar beikut ini:
Siapa uang
membentuk
pasar?
Occupants (penghuni)
Apa yang dibeli
pasar?
Objects (obyek)
Mengapa pasar
membeli?
Objectives (tujuan)
Siapa yang
berpartisipasi dalam pembelian? Organizations
(organisasi)
Bagaimana pasar
membeli?
Operations (operasi)
Kapan pasar
membeli?
Occasions (peristiwa)
Di mana pasar
membeli?
Outlets (kios)
B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASAR KONSUMEN
B. 1 Faktor-faktor Budaya
1 Budaya
:
Serangkaian nilai, persepsi, keinginan, dan perilaku dasar yang dipelajari oleh
anggota masyarakat dari keluarga dan instansi penting lain.
2 Sub-budaya
:
kelompok orang yang memiliki sistem nilai yang sama berdasarkan pengalaman dan
situasi kehidupan yang serupa.
3 Kelas
Sosial : Pembagian kelompok masyarakat yang relatif permanen
dan relatif teratur dimana anggota memiliki nilai, minat dan perilaku yang
serupa.
B.2 Faktor-faktor Sosial.
1
Kelompok
2
Keluarga.
3
Peran dan Status.(
Peran terdiri dari sejumlah aktivitas yang diharapkan untuk dilakukan menurut
orang-orang di sekitarnya, Tiap peran membawa status yang mengambarkan
penghargaan umum terhadap peran tersebut oleh masyarakat.
B.3 Faktor-faktor Pribadi
1
Umur dan Tata Siklus Hidup,
2
Pekerjaan.
3
Situasi Ekonomi.
4
Gaya Hidup : Pola hidup seseorang yang
tergambarkan pada aktivitas, interest, dan opinion orang tersebut.
5
Kepribadian dan Konsep Diri. (
Kepribadian, sikologis yang membedakan seseorang yang menghasilkan tanggapan
secara konsisten dan terus-menerus terhadap lingkungan. Konsep Diri, adalah
kepemilikan seseorang dapat menyumbang dan mencerminkan ke identitas diri
mereka ).
B.4 Faktor-faktor Psikologis
1 Motivasi,
kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat mencari kepuasan atas kebutuhan
tersebut.
2 Persepsi,
Proses menyeleksi, mengatur, dan menginterpretasikan informasi guna membentuk
gambaran yang berarti tentang dunia.
3 Pembelajaran,
perubahan perilaku seseorang karena pengalaman.
Keyakinan dan Sikap, ( keyakinan =
pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Sikap
merupakan evaluasi, perasaan dan kecenderungan yang konsisten atas suka atau
tidak seseorang terhadap suatu obyek atau ide ).
C.
PROSES PSIKOLOGI KUNCI
Titik
awal untuk memahami perilaku konsumen adalah respons rangsangan. Rangsangan
pemasaran dan lingkungan memasuki kesadaran konsumen, dan sekelompok proses
psikologi digabungkan dengan karakteristik konsumen tertentu menghasilkan
proses pengambilan keputusan dan keputusan akhir pembelian.
Tugas
pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara
kedatangan rangsangan pemasaran dari luar dan keputusan pembelian akhir. Empat
proses psikologi kunci yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori
dimana keempat elemen ini mempengaruhi respons konsumen secara fundamental.
pemahaman yaitu atensi selektif,
distorsi selektif, dan retensi selektif.
C.1
Motivasi (Freud, Maslow,dan Herzberg)
Kita
semua mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu.Beberapa kebutuhan
bersifat biogenetic dimana kebutuhan itu timbul dari keadaan tekanan
psikologis seperti rasa lapar, rasa haus, atau rasa tidak nyaman. Kebutuha lain
bersifat psikogenetic dimana kebutuhan yang timbul dari keadaan tekanan
psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa memiliki.
Kebutuhan menjadi motiv (motive) ketika kebutuhan itu meningkat sampai tingkat
intensitas yang cukup sehingga mendorong kita bertindak.Motivasi mempunyai dua
arah yaitu kita memilih satu tujuan di atas tujuan lainnya dan intensitas
dimana energy yang kita gunakan untuk mengejar tujuan.
Tiga
teori terkenal tentang motivasi manusia diantaranya teori Sigmund Freud,
Abraham Maslow, Frederick Herzberg yang membawa implikasi yang cukup berbeda
bagi analisis konsumen dan strategi pemasaran.
C.1.1TEORI FREUD
Sigmund
Freud mengasumsikan bhwa kekuatan psikologis yang membentuk perilaku sezeorang
sebagian besar adalah ketidaksadaran, dan bahwa seseorang tidak dapat memahami
secara penuh motivasinya sendiri. Ketika seseorang mengamati merek tertentu ia
tidak hanya bereaksi terhadap kemampuan yang dinyatakan produk tersebut, tetapi
juga terhadap tanda lain yang kurang disadari seperti bentuk, ukuran, berat,
bahan, warna, dan nama merek. Satu teknik yang disebut teknik tangga
(laddering) memungkinkan kita melacak motivasi seseorang dari motivasi
instrumental yang dinyatakan sampai motivasi yang lebih terminal. Kemudian
pemasar dapat memutuskan pada tingkat apa mereka akan mengembangkan pesan dan
daya tarik.
Periset
motivasi sering mengumpulkan “wawancara mendalam” dengan beberapa konsumen
untuk mengungkap motif yang lebih dalam yang dipicu oleh produk. Mereka
menggunakan berbagai teknik proyeksi seperti asosiasi kata, penyelesaian
kalimat, interpretasi gambar, dan permainan peran, banyak dipelopori oleh Ernest
Dichter, ahli psikologi asal Wina yang tinggal di Amerika Serikat.
Saat
ini periset motivasional meneruskan tradisi interpretasi Freud.Callebaut
mengidentifikasi berbagai motif yang dapa dipuaskan sebuah produk.Misalnya,
wiski dapat memenuhi kebutuhan relaksasi social, status, atau
bersenang-senang.Merek wiski yang berbeda harus diposisikan secara motivasional
dalam satu dari tiga daya tarik ini.
C.1.2 ABRAHAM
MASLOW
Abraham
Maslow brusaha menjelaskan mengapa orang didorong oleh kebutuhan tertentu pada
waktu tertentu. Jawabannya adalah bahwa kebutuhan manusia diatur dalam hierarki
dari yang paling menekan sampai yang paling tidak menekan seperti kebutuhan
psikologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan social, kebutuhan akan penghargaan,
dan kebutuhan aktualisasi diri. Orang-orang akan berusaha memuaskan
kebutuhan terpentingnya terlebih dahulu. Ketika seseorang berhasil memuaskan
sebuah kebutuhan penting, maka ia akan berusaha memuaskan kebutuhan penting
lainnya.
C.1.3 TEORI HERZBERG
Frederick
Herzberg mengembangkan teori dua factor yang membedakan ketidakpuasan/dissatisfier
(factor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dari kepuasan/satisfier
(factor yang menyebabkan kepuasan).Ketiadaan dissatifier tidak cukup untuk
memotivasi pembelian, sehingga harus ada satisfier.
Teori
Herzberg mempunyai dua implikasi.Pertama, penjual seharusnya melakukan yang
terbaik untuk menghindari ketidakpuasan. Meskipun hal ini tidak akan menjual
produk, hal ini mengakibatkan produk tidak mudah terjual. Kedua, penjual harus
mengidentifikasi setiap kepuasan atau motivator utama pembelian di pasar dan
kemudian memasok mereka.
C.2
Presepsi
Dalam
pemasaran, persepsi lebih penting dari pada realitas, karena persepsi konsumen
mempengaruhi perilaku actual konsumen.Persepsi(perception) adalah
proses dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan informasi untuk
menciptakan gambaran dunia yang berarti. Poin utamanya adalah bahwa persepsi
tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada hubungan
rangsangan terhadap bidang yang mengelilinginya dan kondisi dalam setiap diri
kita.
Dalam pemasaran, persepsi lebih penting
daripada realitas, karena persepsi yang mempengaruhi perilaku actual konsumen.
Orang bisa mempunyai persepsi berbeda tentang obyek yang sama karena tiga
proses.
C.2.1 Perhatian
Selektif
Artinya para pemasar harus bekerja keras dalam rangka menarik perhatian
konsumen, tantangan yang sesungguhnya adalah menjelaskan rangsangan mana yang
akan diperhatikan orang. Berikut ini adalah beberapa temuan:
1.
Orang cendrung memperhatikan rangsangan yang
berhubungan dengan kebutuhannya saat ini;
2.
Orang cendrung memperhatikan rangsangan yang mereka
antisispasi;
3. Orang
cenderung memperhatikan rangsangan yang berdeviasi besar terhadap ukuran
rangsangan normal.
C.2.2 Distorsi
selektif
Rangsangan
yang telah mendapat perhatian bahkan tidak selalu muncul dipikiran orang persis
seperti yang diinginkan oleh pengirimnya.Distorsi selektif adalah kecendrungan
menafsirkan informasi sehingga sesuai dengan pra-konsepsi kita. Karena konsumen
akan sering memelintirkan informasi sehingga sesuai dengan keyakinan awal
mereka tentang merek dan produk.
C.2.3 Ingatan
selektif
Orang akan melupakan banyak hal yang mereka pelajari,
tapi cenderung mengingat informasi yang mendukung pandangan dan keyakinan
mereka karena adanya ingatan selektif
C.3 Pembelajaran
Pembelajaran meliputi perubahan
prilaku seseorang yang timbul dari pengalaman.Sebagian besar perilaku manusia
adalah hasil belajar.Karena pembeljaran dihasilkan melakukan perpaduan kerja
antara dorongan, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan, dan penguatan.
Pendorong (drives) adalah rangsangan internal kuat
yang mendorong tindakan.Isyarat (cues)
adalah rangsangan kecil yang menentukan kapan, dimana, dan bagaimana tindakan
seseorang.
Sebuah
perusahaan baru dapat memasuki pasar dengan menawarkan bujukan yang sama dengan
yang digunakan oleh pesaing dan memberikan konfigurasi isyarat yang serupa,
karena pembeli cendrung mangalihkan kesetian mereka pada merek yang mikrip
(generalisasi), atau perushaan dapat merancang mereknya agar menarik bagi
sekumpulan pendorong yang bereda dan memberikan isyarat yang memancing
perpindahan merek (diskriminasi).
C.4
Memori
Semua
informasi dan pengalaman yang kita hadapi ketika kita menjalani hidup dapat
berakhir di memori jangka panjang kita.Ahli psikologi kognitif membedakan
antara memori jangka pendek (short term memory/STM) dimana penyimpanan informasi
temporer dan terbatas sedangkan memori jangka panjang (long term memory/LTM)
penyimpanannya yang lebih permanen dan pada dasarnya tak terbatas.
Pandangan
struktur memori jangka panjang yang paling diterima secara luas mengasumsikan
kita membentuk beberapa model asosiatif.Misalnya, model memori jaringan
asosiatif (associative network memory) memandang LTM sebagai
sekumpulan node dan penghubung.Node adalah informasi tersimpan yang dihubungkan
dengan penghubung yang kekuatannya bervariasi.Semua jenis informasi dapat
disimpan dalam jaringan memori, termasuk informasi verbal, visual, abstrak, dan
kontekstual. Proses aktivasi penyebarab dari node ke node menentukan seberapa
besar informasi yang kita terima kembali dan informasi apa yang benar-benar
dapat kita ingat dalam situasi tertentu. Ketika sebuah node diaktifkan karena
kita memproses informasi eksternal (ketika kita membaca atau mendengar sebuah
kata atau frase) atau menerima kembali informasi internal dari LTM (ketika kita
memikirkan beberapa konsep), node lain juga diaktifkan jika node lain itu cukup
kuat berasosiasi dengan node awal.
Dalam
model ini, kita dapat menganggap pengetahuan merek konsumen sebagai node dalam
memori dengan berbagai asosiasi yang terhubung. Kekuatan dan organisasi
asosiasi ini akan menjadi determinan penting dari informasi yang dapat kita
ingat tentang merek. Asosiasi merek (brand association) terdiri dari semua
pikiran, perasaan, persepsi, citra, pengalaman, keprcayaan, sikap dan
sebagainya yang berkaitan dengan merek dan berhubungan dengan node merek.
Kita
dapat menganggap pemasaran sebagai cara untuk memastikan bahwa konsumen
mendapatkan jenis pengalaman produk dan jasa yang tepat untuk menciptakan
struktur pengetahuan merek yang tepat dan mempertahankan merek tersebut dalam
memori.
C.4.1
Proses Memori
Memori
adalah proses yang sangan konstruktif, karena kita tidak mengingat informasi
dan kejadian secara lengkap dan akurat. Sering kita mengingat beberapa keeping
dan potongan dan mengisi sisanya berdasarkan hal lain yang kita ketahui.
Pemrograman
memori menggambarkan bagaimana dan dimana informasi masuk ke dalam memori.
Kekuatan asosiasi yang dihasilkan tergantung pada seberapa banyak kita memroses
informasi pada saat pemrograman (seberapa banyak kita memikirkannya, misalnya)
dan dengan cara apa.
Secara
umum semakin banyak perhatian yang kita berikan pada arti informasi sepanjang
pemrogaran, semakin kuat asosiasi dalam memori yang dihasilkan.Ketika seorang
konsumen secara aktif memikirkan dan “mengelaborasikan” arti penting informasi
produk atau jasa, asosiasi yang diciptakan dalam memori semakin kuat.Konsumen
juga lebih mudah menciptakan asosiasi terhadap informasi baru ketika struktur
pengetahuan yang ekstensif dan relevan sudah berada dalam memori.Salah satu
alasan pengalaman pribadi menciptakan asosiasi merek yang begitu kuat adalah
informasi tentang produk tersebut dapat dihubungkan dengan pengetahuan yang
ada.
Tingkat
kemudahan kita dalam mengintegrasikan informasi baru ke dalam struktur
pengetahuan yang sudah ada juga sangat tergantung pada kesederhanaan,
kejelasan, dan ketepatannya.Papran berulang terhadap informasi, juga memberikan
peluang yang lebih besar bagi pemrosesan dan selanjutnya potensi asosiasi yang
lebih kuat.Meskipun demikian, riset iklan baru-baru ini di lapangan menyarankan
bahwa tingkat repetisi yang tinggi untuk iklan yang tidak melinatkan konsumen
dan tidak persuasive tampaknya tidak memiliki banyak dampak penjualan
dibandingkan tingkat repetisi yang rendah untuk iklan yang melibatkan konsumen dan
persuasive.
C.4.2
Pengambilan Memori
Pengambilan
memori (memory retrival) merupakan cara informasi diambil dari memori.Menurut
model memori jaringan asosiatif, asosiasi merek yang kuat lebih mudah diakses
dan lebih mudah diingat ileh “aktivasi penyebaran”.Usaha mengingat informasi
merek yang berhasil tidak hanya bergantung pada kekuatan awal informasi
tersebut dalam memori.Ada tiga factor yang sangat penting.
Pertama,
kehadiran informasi produk lain dalam memori dapat menghasilkan pengaruh
interferensi dan menyebabkan kita gagal mengenali atau bingung dengan data
baru. Salah satu, tantangan pemasaran dalam kategori yang padat dengan banyak
pesaing.Misalnya maskapai penerbangan, layanan keuangan, dan perusahaan
asuransi adalah bahwa konsumen dapat mencampuradukkan merek.
Kedua,
waktu antara paparan terhadap informasi dan pemrograman berpengaruh, semakin
lama waktu tunda, semakin lemah asosiasi itu.Meskipun demikian, waktu yang
berlalu sejak kesempatan paparan terakhir telah diperlihatkan secara umum hanya
menghasilkan kerusakan bertahap saja.Ahli psikologi kognitif percaya bahwa
memori sangat tahan lama, sehingga sekali informasi tersimpan dalam memori,
kekuatan kerusakan asosiasinya sangat lambat.
Ketiga,
informasi mungkin tersedia dalam memori tetapi tidak dapat diakses (dapat
diingat) tanpa tanda pemulih atau pengingat yang tepat.Asosiasi tertentu untuk
sebuah merek yang terpikirkan tergantung pada konteks yang kita
pertimbangkan.Namun, semakin banyak pertanda yang terhubung dengan sepotong
informasi, semakin besar kemungkinan bahwa kita dapat mengingatnya. Efektivitas
pertanda pengambilan merupakan salah satu alasan pemasaran di dalam super
market atau semua toko eceran begitu penting, kemasan produk actual, penggunaan
tampilan iklan mini dalam toko, dan seterusnya. Informasi yang dikandung oleh
iklan dan pengingat yang diletakkan pada iklan atau informasi lain yang sudah
dikomunikasikan di luar toko akan menjadi determinan utama dari pengambilan
keputusan konsumen.
Meskipun
demikian, sering kali menjadi rekonstruktif, dan konsumen bisa mengingat
pengenalan dengan sebuah merek secara berbeda dari fakta sebenarnya akibat
adanya intervensi factor atau kejadian lain.
D. PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI dan KEPUTUSAN KONSUMEN
D.1
Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian dimulai ketika
pembeli mengenali masalah atau kebutuhan. Kebutuhan tersebut dapat dicetuskan
oleh rangsangan internal atau eksternal.Dalam kasus pertama, salah satu
kebutuhan umum seseorang –lapar, haus, seks-mencapai ambang batas tertentu dan
mulai menjadi pendorong.Dalam kasus kedua, kebutuhan ditimbulkan oleh
rangsangan eksternal.
Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang
memicu kebutuhan tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah
konsumen.Mereka kemudian dapat menyusun strategi pemasaran yang mampu memicu
minat konsumen.Ini sangat penting pada pembelian dengan kebebasan memilih
(discretionary), misalnya pada barang-barang mewah, paket liburan, dan opsi
hiburan.Motivasi konsumen perlu di tingkatkan sehingga pembeli potensial
memberikan pertimbangan yang serius.
D.2
Pencarian Informasi
Yang menjadi perhatian utama
pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan
berpengaruh relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya.
Sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam empat kelompok berikut ini:
v Sumber pribadi. Keluarga, teman, tetangga, kenalan.
v Sumber komersial. Iklan, wiraniaga, penyalur,
kemasan, penjaga di toko.
v Sumber publik. Media massa, organisasi penentu
peringkat konsumen.
v Sumber pengalaman.Penanganan, pengkajian, dan
pemakaian produk.
D.3 Evaluasi
Alternatif
Beberapa konsep dasar akan
membantu kita memahami proses evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha
memenuhi kebutuhan.Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi
produk.Ketiga, konsumen memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan
atribut dengan kemampuan berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan
untuk memuaskan kebutuhan iti. Atribut yang diminati oleh pembeli berbeda-beda
bergantung jenis produknya- misalnya sebagai berikut:
1.
Kamera.Ketajaman
gambar, kecepatan kamera, ukuran kamera, harga.
2.
Hotel. Lokasi,
kebersihan, suasana, harga
3.
Obat kumur. Warna,
efektivitas, kemampuan membunuh kuman, harga, rasa/aroma
4. Ban. Keselamatan, umur pemakaian, mutu
ketika dikendarai, harga.
D.4
Keyakinan dan Sikap
Evaluasi
sering mencerminkan keyakinan dan sikap.Melalui bertindak dam belajar, orang
mendapatkan keyakinan sikap.Keduanya kemudian mempengaruhi perilaku pembelian
mereka. Keyakinan (belief)adalah
gambaran pemikiran yang dianut seseoranng tentang gambaran sesuatu. Keyakinan
orang tentang produk atau merek mempengaruhi keputusan pembelian mereka.Yang
tak kalah pentingnya dengan keyakinan adalah sikap.Sikap (attitude) adalah
evaluasi, perasaan emosi, dan kecenderungan tindakan yang menguntungkan atau
tidak menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap objek atau
gagasan tertentu.Orang memiliki sikap terhadap hampir semua hal, seperti agama,
politik, pakaian, musik, makanan.
D.5 Model
Harapan-Nilai
Konsumen
akhirnya mengambil sikap (keputusan, preferensi) terhadap berbagai merek
melaluai prosedur evaluasi atribut.Mereka mengembangkan satu perangkat
keyakinan tentang tempat masing-masing merek berdiri pada setiap atribut.Model harapan-nilai atas pembentukan
sikap manyatakan bahwa konsumen mengevaluasi produk dan jasa dengan
menggabungkan keyakinan merek mereka-positif dan negatif menurut
kepentingannya. Berikut ini strategi untuk merangsang minat yang lebih besar:
ü Merancang
ulang produk;
ü Mengubah
keyakinan atas merek;
ü Mengubah
keyakinan atas merek pesaing;
ü Mengubah
bobot kepentingan atribut;
ü Menarik
perhatian pada atribut yang diabaikan;;
ü Menggeser
harapan ideal pembeli.
D.6
Proses Keputusan Pembelian
Proses
psikologis dasar memainkan peranan penting dalam memahami bagaimana konsumen
benar-benar membuat keputusan pembelian mereka. Perusahaan yangcerdas berusaha
untuk memahami proses keputusan pembelian pelanggan secara penuh, semua
pengalaman mereka dalam pembelajaran, memilih, menggunakan, dan bahkan
menyingkirkan produk. Periset pemasaran telah mengembangkan “model tingkat”
proses keputusan pembelian konsumen melalui lima tahap yaitu:
D.6.1 Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk
preferensi atas merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan.Konsumen juga
dapat membentuk niat untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam
melaksanakan maksud pembelian, konsumen bias mengambil lima sub-keputusan:
merek, dealer, kuantitas, waktu, dan metode pembayaran. Dalam pembelian produk
sehari-hari, keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil.Sebagai
contoh, saat membeli gula, seorang konsumen tidak banyak berpikir tentang
pemasok atau metode pembayaran.
D.6.2 Metode pilihan Konsumen Yang
non-Kompensasi
Model harapan-nilai adalah model
kompensasi di mana hal-hal lain yang dianggap baik pada sebuah produk dapat
membantu mengatasi hal-hal lain yang dirasa buruk.Namun, konsumen mungkin tidak
ingin menghabiskan begitu banyak waktu dan energy untuk menilai merek.Mereka
sering menempuh “jalan pintas mental” yang mencakup berbagai
penyederhanaan warisan pilihan (choice-heuristics).
Dengan model nonkompensasi pada pilihan konsumen,
pertimbangan atribut positif dan negative tidak perlu disaring.Mengevaluasi
atribut lebih dalam membuat keputusan menjadi lebih mudah bagi seorang
konsumen, tapi juga di sini kita menyoroti tiga warisan pilihan tersebut.
1. Pada pengalami konjungtif, konsumen
menetapkan satu tingkat minimum yang dapat diterimauntuk setiap atribut dan
memilih alternative pertama yang memenuhi standar minimum untuk semua atribut.
2. Pada pengalaman leksikografik, konsumen
memilih merek terbaik berdasarkan atribut yang dirasakan paling penting.
3. Pada pengalaman eliminasi berdasarkan
aspek, konsumen membandingkan merek pada sebuah atribut yang diseleksi
dengan memperhatikan tingkat probabilitas
D.6.3 Faktor-faktor yang menggangu
Walaupun konsumen membentuk evaluasi
merek, dua factor berikut dapat berada di antara niat pembelian dan keputusan
pembelian. Faktor pertama adalah sikap orang lain, dan faktor
yang kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi.
Ada beragai macam jenis risiko yang bisa dirasakan
konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi sebuah produk.
1. Risiko
fungsional-produk tidak berkinerja sesuai harapan, serta tidak sesuai dengan
harga yang dibayar
2. Risiko
fisik-produk menimbulkan ancaman terhadap kesejahteraan atau kesehatan fisik
dari pengguna atau orang lain
3. Risiko social-produk
menimbulkan rasa malu terhadap orang lain.
4. Risiko
psikologis-produk mempengaruhi kesejahteraan mental dari pengguna.
5. Risiko
waktu-kegagalan produk mengakibatkan biaya peluang karena menemukan produk lain
yang memuaskan.
D.6.4 Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin
mengalami ketidaksesuaian karena memperhatikan fitur-fitur tertentu yang
mengganggu atau mendengar hal-hal yang menyenangkan tentang merek lain, dan
akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya.komunikasi
pemasaran harus memasok keyakinan dan evaluasi yang mengukuhkan pilihan
konsumen dan membantu dia merasa nyaman dengan merek.
D.6.5 Kepuasan pasca pembelian
Apa yang menentukan kepuasan pelanggan
terhadap suatu pembelian?Kepuasan pembeli adalah fungsi dari seberapa sesuainya
harapan pembeli produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk
tersebut.
D.6.6 Tindakan pasca pembelian
Kepuasan dan ketidakpuasan terhadap
produk akan mempengaruhi perilaku konsumen Selanjutnya. Jika puas, ia
menunjukan kemungkinan yang lebih tinggi untuk kembali membeli produk tersebut.
E.1 Tingkat
Keterlibatan Konsumen
Model nilai harapan mengandaikan satu
tingkat keterlibatan yang tinggi pada pihak konsumen.Keterlibatan konsumen
dapat didefinisikan dari tingkat keterlibatan dan pengolahan aktif yang
dilakukan konsumen dalam menanggapi rangsangan pemasaran, misalnya dari melihat
iklan atau mengevaluasi satu produk atau jasa.
BAB
III. PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Pasar Konsumen adalah pasar
yang dimana pembelinya adalah individual yang membeli produk untuk digunakan
atau disewakan. Konsumen adalah pengambil keputusan konstrutif dan terpapar
banyak pengaruh kontekstual.Perilaku konsumen dalam membeli
suatu produk dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor sosial, dan faktor
individu.
Titik untuk memahami perilaku adalah
model rangsangan dan tanggapan. Karakteristik
pembeli dan proses pengambilan keputusan menimbulkan keputusan pembeli tertentu. Tugas pemasaran adalah
memahami apa yang terjadi dalam kesadaran
pembeli dari adanya rangsangan dari luar hingga munculnya keputusan pembelian pembeli.
Pembelian
seseorang dipengaruhi oleh empat factor psikologi utama yaitu :
a) Motif
merupakan kebutuhan yang memadai untuk mendorong seseorang bertindak.
b) Presepsi
adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan
informasi guna menciptakan gambaran
dunia yang memiliki arti.
c)
Pembelajaran menghasilkan yang melampaui pengaruh dari pengendalian, r angsangan , isyarat, tanggapan, dan
perkuatan.
d)
Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan orang tentang produk
atau merek yang mempengaruhi keputusan pembelian
mereka.
Sedangkan proses pembelian bisnis yaitu
dengan pengenalan masalah, gambaran kebutuhan umum, spesifikasi produk, mencari
pemasok, permohonan proposal, pemilihan pemasok, spesifikasi pemesanan rutin
dan penilaian kinerja.
Pada era globalisasi ini pemasaran tidak
lebih merupakan perang informasi dari pihak satu ke pihak lainnya dengan tujuan
penjualan. Lingkungan pemasaran sangat cepat berubah karena adanya pengaruh
internal maupun eksternal suatu kawasan/ Negara sehingga di perlukanya
informasi mengenai perubahan prilaku konsumen dalam membeli dan keputusan
pengambilan suatu produk yang dapat menjadi peluang pemasaran yang tepat
Unduh selengkapnya [ DISINI ]
Baca juga makalah terkait tentang
Makalah Tingkat suku bunga dan GDP
Pembahasan Keuangan Internasional
Makalah Inflasi, pertumbuhan uang, tingkat suku bunga dan pengangguran
Unduh selengkapnya [ DISINI ]
Baca juga makalah terkait tentang
Makalah Tingkat suku bunga dan GDP
Pembahasan Keuangan Internasional
Makalah Inflasi, pertumbuhan uang, tingkat suku bunga dan pengangguran
0 Response to "Makalah Manajemen pemasaran (menganalisi pasar konsumen dan pasar bisnis)"
Post a Comment