makalahku10 -Mekanisme jamur trichoderma sp. Sebagai agen pengendalihayati
Selamat berjumpa kembali di blog makalahku10.blogspot.com ,kali ini admin akan membahas mengenai makalah IPA yang berjudul Makalah Mekanisme jamur trichoderma sp. Sebagai agen pengendali hayati ,yang mana makalah tersebut merupakan lanjutan dari makalah sebelumnya yaitu Mekanisme Bacillus Thuringiensis Dalam Membunuh Hama Ulat pada pada materi Pestisida/Biopestisida.Langsung saja mari kita simak makalah tersebut dibawah ini.
A.
Pengertian Jamur Trichodermasp. Sebagai Jamur Antagonis / Agenhayati
Jamur antagonis didefinisikan sebagai
kelompok jamur yang dapat menekan/menghambat pertumbuhan dan perkembangan
patogen tanaman. Di alam, risosfer tanaman banyak dihuni oleh antagonis,
sehingga aktivitas patogen di dalamnya dapat ditekan. Keadaan tanah seperti ini
sering diistilahkan sebagai tanah berpenekanan (supressive soil).
Trichoderma sp.
termasuk kedalam jenis jamur imperfekti (tak sempurna) dari Subdivisio Deuteromycotinae, Klassis Hyphomycetes, Ordo Moniliaceae. Konidiofor tegak, bercabang banyak, agak berbentuk
kerucut, dapat membentuk klamidospora, pada umumnya koloni dalam biakan tumbuh
dengan cepat, berwarna putih sampai hijau (Cook
& Baker, 1989). Bentuk Sempurna dari jamur ini secara umum dikenal
sebagai Hipocreales atau kadang-kadang Eurotiales, Clacipitales
dan Spheriales. Spesies dalam satu kelompok yang sama dari Trichoderma
dapat menunjukkan spesies yang berbeda pada Hypocrea sebagai anamorf.
Hal ini dimungkinkan karena terdapat banyak perbedaan bentuk seksual dari Trichoderma,
sebagai contoh misalnya pada T. harzianum dapat menunjukkan enam
perbedaan bentuk seksual yang masing-masing bentuk ini menunjukkan anamorf yang
berbeda (Chet, 1987).
Beberapa
spesies Trichoderma mampu menghasilkan metabolit gliotoksin dan
viridin sebagai antibiotik dan beberapa spesies juga diketahui dapat
mengeluarkan enzim b1,3-glukanase dan
kitinase yang menyebabkan eksolisis
pada hifa inangnya, namun proses yang terpenting yaitu kemampuan mikoparasit
dan persaingannya yang kuat dengan patogen (Chet, 1987). Beberapa penelitian yang telah dilakukan, Trichoderma
sp. memiliki peran antagonisme
terhdap beberapa patogen tular tanah yang berperan sebagai mikoparasit terhadap
beberapa tanaman inang.
Chet (1987),
berpendapat bahwa bahwa mikoparasitisme dari Trichodermasp. merupakan suatu proses yang kompleks
dan terdiri dari beberapa tahap dalam menyerang inangnya. Interaksi awal dari Trichodermasp. yaitu dengan cara hifanya membelok
ke arah jamur inang yang diserangnya. Ini menunjukkan adanya fenomena respon
kemotropik pada Trichodermasp.
karena adanya rangsangan dari hifa inang ataupun senyawa kimia yang dikeluarkan
oleh jamur inang. Ketika mikoparasit itu mencapai inangnya, hifanya kemudian
membelit atau menghimpit hifa inang tersebut dengan membentuk struktur seperti
kait (hook-like structure),
mikoparasit ini juga terkadang memenetrasi miselium inang dengan mendegradasi
sebagian dinding sel inang.
B. Beberapa Peranan Jamur Trichoderma sp. Dalam Menghambat Pertumbuhan
Jamur Patogen (Sebagai Pengendali Hayati)
Hasil-hasil
penelitian tentang Trichoderma sp.
dan kemampuannya sebagai agen pengendalian hayati telah banyak dilaporkan. Trichoderma sp. yang dinfestasikan
kedalam tanah dilaporkan oleh Rifai, dkk. (1996), mampu menekan serangan Phytium sp. pada tanaman kedelai. Data
mereka menunjukkan bahwa semakin panjangnya jarak antara infestasi Trichoderma sp. dengan saat saat datang Phytium cenderung semakin menurunkan
intensitas dan persentase bibit dan benih yang terserang Phytium sp. Penelitian lainnya dilakukan oleh Sulistiyowati, dkk.
(1997), dengan menggunakan cendawan uji Sclerotium
rolfsii. Hasil pengujian secara invitro Trichoderma
sp. mampu menghambat pertumbuhan S.
rolfsii sebesar 53,89%. Sedangkan hasil pengujian di rumah kaca menunjukkan
bahwa cara aplikasi Trichoderma sp.
melalui tanah yang menyebabkan saat penyakit lebih lambat yakni 12-14 hari
dibandingkan dengan cara penyelaputan benih (7-8 hari). Talanca, dkk., (1998)
dengan mengutip beberapa penulis lain memberikan penjelasan bahwa kemampuan
antagonis Trichoderma sp. berhubungan
dengan mekanisme-mekanisme berikut:
a. Trichoderma sp.
mengeluarkan toksin yang menyebabkan terlambatnya
pertumbuhan
bahkan mematikan inangnya.
b. Trichoderma sp.
menghasilkan enzim hidrolitik -1,3
glukanase, kitinase dan
selulase(Kriwandi, 2013).
Menurut
Ismujiwanto, et.al., (1996) dalam Kriwandi
(2013), mengungkapkan bahwa aplikasi Trichoderma
sp. dengan kompos jerami dapat menurunkan intensitas serangan Fusarium oxysporum pada pangkal batang
dan akar tanaman panili. Penelitian yang dilakukan oleh Darmono (1994) tentang
aplikasi Trichoderma sp. dengan
menggunakan dedak ternyata dapat menekan serangan Phytophthora sp. di dalam jaringan buah kakao. Hasil penelitian
Djatmiko dan Rohadi (1997) menunjukkan pelet T. harzianum yang diperbanyak dalam sekam padi dan bekatul
mempunyai kemampuan menekan patogenitas Plasmodiophora
brassicea dan penyakit akar gada
C. Jamur Trichoderma sp. Sebagai
Agen Pengendali Hayati
Jamur
Trichoderma sp. merupakan satu dari
sekian banyak agen pengendali hayati yang telah dikembangkan dan diaplikasikan
secara luas.Keberhasilan penggunaan agen hayati ini telah banyak dilaporkan di
berbagai penelitian diantaranya untuk mengendalikan penyakit akar putih Rigidoporus micropus di perkebunan karet
dan teh.Jamur ini juga sebagai agen hayati untuk mengendalikan patogen penyebab
rebah kecambah Rhizoctania solani,
busuk batang Fusarium sp., akar gada Plasmodiophora brassicae, dan patogen Pythium yang merupakan patogen tular
tanah yang dapat menyebabkan penyakit rebah kecambah (Dumping off) pada kacang-kacangan.
Jamur
ini selain bersifat hiperparasitik terhadap beberapa patogen, diketahui pula
dapat menghasilkan antibiotik yang dapat mematikan dan menghambat pertumbuhan
jamur lain, dalam hal ini dikenal dengan mikopatogen.Mekanisme penekanan
patogen oleh Trichoderma sp.terjadi
melalui proses kompetisi, parasitisme, antibiosis, atau mekanisme lain yang
merugikan bagi patogen. Selain itu, jamur ini mempunyai sifat-sifat mudah
didapat, penyebarannya luas, toleran terhadap zat penghambat pertumbuhan,
tumbuh cepat, kompetitif dan menghasilkan spora yang berlimpah, sehingga
mempermudah penyediaan jamur sebagai bahan pengendali hayati dalam proses
produksi massal.
Jamur
Trichoderma sp. mempunyai kemampuan
untuk meningkatkan kecepatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, terutama
kemampuannya untuk menyebabkan produksi perakaran sehat dan meningkatkan angka
kedalaman akar (lebih dalam di bawah permukaan tanah). Akar yang lebih dalam ini
menyebabkan tanaman menjadi lebih resisten terhadap kekeringan, seperti pada
tanaman jagung dan tanaman hias.Trichoderma
sp. merupakan jamur yang paling banyak terdapat di dalam tanah dan bersifat
antagonistik terhadap jamur lain. Selain daya adaptasinya luas, Trichoderma sp. mempunyai daya antagonis
tinggi dan dapat mengeluarkan racun, sehingga dapat menghambat bahkan mematikam
patogen lain.
Baca juga makalah lain mengenai Makalah Sejarah Paham-Paham Baru dan Kebangsaan di Asia Afrika
Baca juga makalah lain mengenai Mekanisme Bacillus Thuringiensis Dalam Membunuh Hama Ulat
0 Response to "Makalah Mekanisme jamur trichoderma sp. Sebagai agen pengendali hayati"
Post a Comment