Makalah terlengkap dan terupdate makalahku10 - Unduh makalah Analgesik dan Hipnotik
Simak selengkapnya Makalah IPA Makalah Analgesik dan Hipnotik
Unduh juga Agama tentang Ulumul Hadit Takhrij Hadits
Unduh juga Contoh Laporan Study Tour Gedung Joeang 45 Dan TMII
Analgesik dan Hipnotik |
BAB
1
PENDAHULUAN
ANALGESIK DAN HIPNOTIK
1.1 Latar
Belakang
Sistem
saraf pusat merupakan pusat pengaturan informasi, dimana seluruh aktivitas
tubuh dikendalikan oleh sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat terdiri atas
otak dan sumsum tulang belakang. Otak dilindungi oleh tengkorak dan sumsum
tulang belakang dilindungi oleh ruas-ruas tulang belakang. Otak dan sumsum
tulang belakang dibungkus oleh selaput meningia yang melindungi sistem saraf
halus, membawa pembuluh darah, dan dengan mensekresi sejenis cairan yang
disebut serebrospinal, selaput meningia dapat memperkecil benturan dan
guncangan. Meningia terdiri ata tiga lapisan, yaitu piamater, arachnoid, dan
duramater. Susunan saraf pusat berkaitan dengan sistem saraf manusia yang
merupakan suatu jaringan saraf yang kompleks, sangat khusus dan saling
berhubungan satu dengan yang lain.
Fungsi
sistem saraf antara lain : mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi
antara individu dengan lingkungan sekitarnya. Stimulan sistem saraf pusat (SSP)
adalah obat yang dapat merangsang serebrum medula dan sumsum tulang belakang.
Stimulasi daerah korteks otak-depan oleh se-nyawa stimulan SSP akan
meningkatkan kewaspadaan, pengurangan kelelahan pikiran dan semangat bertambah.
Contoh senyawa stimulan SSP yaitu kafein dan amfetamin. Sistem saraf dapat
dibagi menjadi sistem saraf pusat atau sentral dan sistem saraf tepi (SST).
Pada sistem syaraf pusat, rangsang seperti sakit, panas, rasa, cahaya, dan
suara mula- mula diterima oleh reseptor, kemudian dilanjutkan ke otak dan
sumsum tulang belakang. Rasa sakit disebabkan oleh perangsangan rasa sakit
diotak besar. Sedangkan analgetik narkotik menekan reaksi emosional yang
ditimbulkan rasa sakit tersebut. Sistem syaraf pusat dapat ditekan seluruhnya
oleh penekan saraf pusat yang tidak spesifik, misalnya sedatif hipnotik. Obat –
obat yang bekerja terhadap susunan saraf pusat berdasarkan efek
farmakodinamiknya dibagi atas dua golongan besar yaitu :
1.
Merangsang atau menstimulasi yang secara langsung maupun tidak langsung
merangsang aktivitas otak, sumsum tulang belakang beserta sarafnya.
2.
Menghambat atau mendepresi, yang secara langsung maupun tidak lansung memblokir
proses proses tertentu pada aktivitas otak, sumsum tulang belakang dan saraf-
sarafnya.
Obat
yang bekerja pada susunan saraf pusat memperlihatkan efek yang sangat luas
(merangsang atau menghambat secara spesifik atau secara umum). Kelompok obat
memperlihatkan selektifitas yang jelas misalnya analgesik antipiretik khusus
mempengaruhi pusat pengatur suhu pusat nyeri tanpa pengaruh jelas. Yang
termasuk dalam obat sistem saraf pusat adalah barbital dan benzodiazepin.
Hipnotika
atau obat tidur adalah zat-zat yang dalam dosis terapi diperuntukkan
meningkatkan keinginan faali untuk tidur dan mempermudah atau menyebabkan
tidur. Umumnya, obat ini diberikan pada malam hari. Bila zat-zat ini diberikan
pada siang hari dalam dosis yang lebih rendah untuk tujuan menenangkan, maka
dinamakan sedatif (Tjay, 2002).
Hipnotik
sedatif merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat (SSP), mulai yang
ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk, menidurkan , hingga yang berat
(kecuali benzodiazepine) yaitu hilangnya kesadaran, koma dan mati bergantung
kepada dosis. Pada dosis terapi obat sedasi menekan aktifitas, menurunkan
respons terhadap rangsangan dan menenangkan.
Obat
hipnotik menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta mempertahankan tidur
yang menyerupai tidur fisiologis (H. Sarjono, Santoso dan Hadi R D.,
1995). Pada penilaian kualitatif dari
obat tidur, perlu diperhatikan faktor- faktor kinetik berikut:
a)
lama kerjanya obat dan berapa lama tinggal di dalam tubuh
b)
pengaruhnya pada kegiatan esok hari
c)
kecepatan mulai bekerjanya
d)
bahaya timbulnya ketergantungan
e)
efek “rebound” insomnia
f)
pengaruhnya terhadap kualitas tidur
g)
interaksi dengan otot-otot lain
h)
toksisitas, terutama pada dosis berlebihan
(Tjay, 2002).
Analgetika
(Obat Penghilang rasa nyeri) ialah obat yang digunakan untuk mengurangi/
menekan rasa sakit, misalnya rasa sakit kepala, otot, perut, gigi dan
sebagainya. Analgetik dapat meringankan rasa nyeri tanpa menghilangkan
kesadaran penderita. Karena khasiat dari obat analgetika ini dapat mengurangi
rasa sakit/ nyeri, maka obat analgetika ini menjadi sangat populer dan disenangi
oleh masyarakat, meskipun tidak dapat menyembuhkan/menghilangkan penyakit dari
penyebabnya. Obat ini ternyata memiliki efek terapi maupun efek samping. Karena itu, dalam paper ini akan dijelaskan
mengenai sifat-sifat dari obat golongan analgetik,baik dari pemerian,
identifikasi kualitatif, hubungan struktur atau gugus aktif terhadap efek
terapi dari obat paracetamol dan fenilbutason. Dan kasus terhadap obat-obat
tersebut.
A.
Identifikasi
masalah
1.
Apa
pengertian dari sistem saraf pusat ?
2.
Apa
pengertian analgesik ?
3.
Apa
hubungan struktur atau gugus aktif dari senyawa obat analgetika ?
4.
Bagaimana
pemerian obat-obat analgesik paracetamol dan fenilbutason ?
5.
Bagaimana
hubungan struktur atau gugus aktif dari senyawa obat analgetika?
6.
Apa
pemerian dari obat-obat analgetik parasetamol dan fenilbutason?
B.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui pengertian sistem saraf pusat
2.
Untuk
mengetahui pengertian analgesik
3.
Untuk
mengetahui hubungan struktur atau gugus aktif dari senyawa obat analgetika
4.
Untuk
mengetahui pemerian obat-obat analgetik paracetamol dan fenilbutason
5.
Untuk
mengetahui pengertian hipnotik
6.
Untuk
mengetahui mekanisme kerja hipnotik
BAB
II
PEMBAHASAN
1. ANALGESIK
Analgesik
adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit atau
obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.Obat ini digunakan
untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita sering meenggunakannya
misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu komponen obat
yang kita minum biasanya mengandung analgesik atau pereda nyeri.
Analgetika
adalah senyawa yang dapat menekan fungsi sistem syaraf pusat secara selektif,
digunakan untuk mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi kesadaran. Analgetika
bekerja dengan meningkatkan nilai ambang persepsi rasa sakit.Rasa nyeri dalam
kebanyakan hal hanya merupakan suatu gejala, yang fungsinya adalah melindungi
dan memberikan tanda bahaya tentang adanya gangguan-gangguan di dalam
tubuh,seperti peradangan (rematik, encok), infeksi-infeksi kuman atau
kejang-kejang otot.
Penyebab rasa
nyeri adalah rangsangan-rangsangan mekanis, fisik, atau kimiawi yang dapat
menimbulkan kerusakan- kerusakan pada jaringan dan melepaskan zat-zat tertentu
yang disebut mediator-mediator nyeri yang letaknya pada ujung-ujung saraf bebas
di kulit, selaput lendir, atau jaringan- jaringan (organ-organ) lain. Dari
tempat ini rangsangan dialirkan melalui saraf-saraf sensoris keSistem Saraf
Pusat (SSP) melalui sumsum tulang belakang ke thalamus dan kemudian ke
pusatnyeri di dalam otak besar, dimana rangsangan dirasakan sebagai nyeri.
Rasa nyeri
merupakan mekanisme pertahanan tubuh, rasa nyeri timbul bila ada jaringan tubuh
yang rusak, dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi dengan cara
memindahkan stimulus nyeri. Dengan kata lain, nyeri pada umumnya terjadi akibat
adanya kerusakan jaringan yang nyata.
Berdasarkan pembagian senyawa
analgetika, senyawa ini dibagi menjadi beberapa macam,antara lain :
1.
Analgetika
narkotika dan non-narkotika Analgetika narkotika mempunyai sifat analgetika dan
hipnotik (hipnotik = menyebabkan kesadaran berkurang seperti bermimpi indah,
dalam istilah sehari – hari disebut “fly”).
Yang
dimaksud analgetika narkotika ini ialah alkaloid golongan opium, misalnya
morfina, meperidin, metadon dan sebagainya. Alkaloid golongan opium ini
diperoleh dari tumbuhan – tumbuhan golongan Papaver somniferum. Meskipun
memperlihatkan berbagai efek farmakodinamik yang lain, golongan obat ini
terutama digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri yang hebat.
Meskipun terbilang ampuh,
jenis obat ini umumnya dapat menimbulkan ketergantungan pada pemakai. Obat
Analgetik Narkotik ini biasanya khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri
hebat, seperti pada kasus patah tulang dan penyakit kanker kronis. Zat-zat ini memiliki daya menghalangi nyeri
yang kuat sekali dengan tingkat kerja yang terletak di Sistem Saraf Pusat.
Umumnya
mengurangi kesadaran (sifat meredakan dan menidurkan) dan menimbulkan perasaan
nyaman (euforia). Dapat mengakibatkan toleransi dan kebiasaan (habituasi) serta
ketergantungan psikis dan fisik (ketagihan adiksi) dengan gejala-gejala
abstinensia bila pengobatan dihentikan. Karena bahaya adiksi ini, maka
kebanyakan analgetikasentral seperti narkotika dimasukkan dalam Undang-Undang
Narkotika dan penggunaannyadiawasi denganketat oleh Dirjen POM.
2.
Obat
Analgetik Non-Narkotik tidak mengakibatkan efek ketagihan pada pengguna.
Khasiatnya berdasarkan rangsangannya terhadap pusat pengatur kalor di
hipotalamus, yang mengakibatkanvasodilatasi perifer (di kulit) dengan
bertambahnya pengeluaran kalor dan disertai keluarnya banyak keringat.
Penggolongan analgetika perifer secara kimiawi adalah sebagai berikut:
a. salisilat-salisilat, Na-salisilat, asetosal, salisilamida,
dan benirilat
b. Derivat-derivat p-aminofenol:fenasetin
dan parasetamol
c. Derivat-derivat pirozolon:antipirin,aminofenazon, dipiron,
fenilbutazon dan turunan- turunannya
d. Derivat-derivat antranilat: glafenin,
asam mefenamat, dan asam nifluminat.
3.
Efek-efek
samping yang biasanya muncul adalah gangguan-gangguan lambung-usus, kerusakandarah,
kerusakan hati, dan ginjal dan juga reaksi-reaksi alergi kulit. Efek-efek
samping initerutama terjadi pada penggunaan lama atau pada dosis besar, maka
sebaiknya janganmenggunakan analgetika ini secara terus-menerus.
Baca dan Unduh Selengkapnya Makalah IPA Makalah Analgesik dan Hipnotik [ DISINI ]
0 Response to "Makalah IPA Makalah Analgesik dan Hipnotik "
Post a Comment