Makalah terlengkap dan terupdate makalahku10 - Unduh Makalah Psikolinguistik Pemerolehan Sintaksis
Lihat selengkapnya Makalah Psikolinguistik Pemerolehan Sintaksis
Unduh juga Contoh Laporan Study Tour Gedung Joeang 45 Dan TMII
Unduh juga makalah Analgesik dan Hipnotik
Psikolinguistik Pemerolehan Sintaksis |
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LatarBelakang
Pemerolehan bahasa adalah proses yang
berlangsung di dalam otak kanak-kanak ketika dia memperoleh bahasa pertamanya
atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dengan pembelajaran
bahasa. Pembelajaran bahasa berkaitan dengan proses-proses yang terjadi pada
waktu seorangkanakkanakmempelajari bahasa kedua setelah dia memperoleh bahasa
pertamanya.
Jadi, pemerolehan bahasa berkenaan dengan
bahasa pertama, sedangkan pembelajaran bahasa berkenaan dengan bahasa kedua
(Chaer, 2003:167). Hal
ini perlu ditekankan, karena pemerolehan memiliki karakteristik yang berbeda
dengan pembelajaran.
Adapun pembahasan yang akan penulis paparkan adalah:
1.1.1
Pengertian dan Perkembangan Pemerolehan Bahasa
1.1.2
Pemerolehan Sintaksis
1.1.3
Cara pemerolehan Bahasa
1.1.4
Bahasa Ibu vs Bahasa Sang Ibu
1.1.5
Komprehensi dan Produksi Ujaran
1.2 Rumusan Masalah
Dalampembahasanmakalahini kami akanfokuskanpadamasalah“PemerolehanSintaksis”
1.3 Batasan Masalah
Dalammakalahini kami
akanmembatasipadaruanglingkup“PemerolehanBahasaAnak”
1.4 Tujuan Penulisan
AdapuntujuanpenulisanmakalahiniadalahuntukmengetahuiPerkembanganBahasa,
begitupulahtujuanmakalahinisebagaibahanreferensidanbahandiskusikelompokVI (
Enam ) Kelas B Semester VI Mata Kuliah“PSIKOLINGUISTIK”
1.5 Sistematika Penulisan
JUDUL, KATA PENGANTAR, DAFTAR ISI, BAB I PENDAHULUAN,
LatarBelakang, RumusanMasalah, BatasanMasalah, TujuanPenulisan,SistematikaPenulisan.
BAB II PEMBAHASAN, BAB III PENUTUP, DAFTAR PUSTAKA
|
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DAN PERKEMBANGAN PEMEROLEHAN
BAHASA
Istilah "pemerolehan" merupakan
padanan kata acquisition yakni proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh
anak secara natural pada waktu dia belajar bahasa ibunya. Istilah ini juga
berbeda dengan pembelajaran (learning) dalam pengertian, proses ini dilakukan
dengan tatanan formal, belajar di kelas dan diajar oleh seorang guru. Dengan
demikian maka proses dari anak yang belajar menguasai bahasa ibunya adalah
pemerolehan, sedangkan proses dari orang yang belajar di kelas adalah
pembelajaran.
Pemerolehan bahasa pada anak bersifat alamiah
atau didasarkan pada nature atau dengan kata lain manusia telah diciptakan menjadi
makhluk berbahasa, karena mereka telah dilengkapi dengan segala sesuatu (otak,
alat ucap, dst) (Soemarsono, 2004: 72). Susunan sintaksis paling awal terlihat
pada usia kira-kira 18 bulan walaupun pada beberapa anak terlihat pada usia 1
tahun bahkan lebih dari 2 tahun.
Peralihan dari satu kata menjadi kalimat yang
merupakan rangkaian kata terjadi secara bertahap. Pada waktu kalimat pertama
terbentuk yaitu penggabungan dua kata menjadi kalimat, rangkaian kata tersebut
berada pada jalinan intonasi. Jika kalimat dua kata tersebut memberi makna
lebih dari satu maka anak membedakannya dengan menggunakan pola intonasi yang
berbeda.
Perkembangan pemerolehan sintaksis meningkat
pesat pada waktu anak menjalani usia 2 tahun, yang mencapai puncaknya pada
akhir usia 3 tahun. Tahap perkembangan sintaksis secara singkat terbagi dalam:
2.1.1
Masa pra-lingual, sampai usia 1 tahun
2.1.2
Kalimatsatu kata, 1-1,5 tahun
2.1.3
Kalimatrangkaian kata, 1,5-2 tahun
2.1.4
Konstruksi sederhana dan kompleks, 3 tahun.
|
Lewat usia 3 tahun anak mulai menanyakan
hal-hal yang abstrak dengan kata tanya “mengapa”, ”kapan”. Pemakaian kalimat kompleks dimulai setelah
anak menguasai kalimat empat kata sekitar usia 4 tahun.
|
Minat terhadap bagaimana anak memperoleh
bahasa sebenarnya sudah ada sejak dahulu kala. Konon raja Mesir pada abad 7
sebelum Masehi, psammetichus I menyuruh bawahannya untuk mengisolasi dua dari
anaknya untuk mengetahui bahasa apa yang akan dikuasai anak-anak itu. Sebagai
raja Mesir dia mengharapkan bahasa yang keluar dari anak-anak itu adalah bahasa
Arab, meskipun akhirnya dia kecewa.
Ingram (1989) membagi perkembangan tentang
pemerolehan bahasa menjadi tiga tahap:
1.
Periode buku
harian (1876- 1926)
Pada masa ini kajian pemerolehan bahasa anak
dilakukan dengan peneliti mencatat apapun yang diujarkan oleh anak dalam
suatu buku harian. Data dalam buku harian itu dianalisis untuk disimpulkan
hasil-hasilnya. Tulisan H. Taine pada tahun 1876 yang dalam bahasa Inggrisnya
berjudul "On the Acquisition of Language by Children" adalah tulisan
pertama mengenai pemerolehan bahasa anak.
2.
Periode
sampel besar (1926-1957)
Periode ini berkaitan dengan munculnya aliran
baru dalam ilmu jiwa yang bernama behaviorisme yang menekankan peran lingkungan
dan pemerolehan pengetahuan termasuk pengetahuan bahasa.
3.
Periode
kajian longitudional
Menurut Ingram, dimulai dengan munculnya buku
Chomsky Syntactic Structures (1957) yang merupakan titik awal dari tumbuhnya
aliran mentalisme atau nativisme pada ilmu Linguistik. Aliran yang berlawanan
dengan behaviorisme ini menandaskan adanya bekal kodrati yang dibawa pada waktu
anak dilahirkan. Bekal kodrati inilah yang membuat anak di mana pun juga
memakai strategi yang sama dalam memperoleh bahasanya.
2.2 PEMEROLEHAN
SINTAKSIS
Banyak pakar pemerolehan bahasa menganggap
bahwa pemerolehan sintaksis dimulai ketika kanak-kanak mulai dapat
menggabungkan dua buah kata atau lebih (lebih kurang ketika berusia 2:0
tahun). Oleh karena itu, ada baiknya diikutsertakan
dalam satu teori pemerolehan sistaksis.
Dalam bidang sintaksis, anak memulai
berbahasa dengan mengucapkan satu kata, kata ini sebenarnya kalimat penuh
tetapi karena dia belum dapat mengatakan lebih dari satu kata, dia hanya
mengambil ujaran satu kata (USK) dari kalimat itu contohnya anak yang mengatakan bi untuk
kata mobil bisa bermaksud untuk mengatakan:
Ø
Ma, itu mobil
Ø Ma, ayo kita
ke mobil
Sedangkan ujaran untuk dua kata (UDK) adalah
kata yang di ujarkan echa pada waktu dia berumur 1;8 (Dardjowidjo 2000: 146):
Ø liat
tuputupu maksudnya ayo lihat kupu-kupu
Ø etsa nani maksudnya echa
mau nyanyi.
Berikut ini ada beberapa teori tentang
pemerolehan sintaksis yaitu:
2.2.1 Teori bahasa
Pivot
Kajian mengenai pemerolehan sintaksis oleh
kanak-kanak dimulai oleh Brane (1963), Bellugi (1964), Brown dan Fraser (1964),
dan Miler dan Ervin. Menurutnya ucapan dua kata kanak-kanak terdiri dari dua
jenis kata menurut posisi dan frekuensi munculnya kata-kata itu dalam
kalimat. Kedua jenis kata ini kemudian dikenal dengan
nama kelas pivot dan kelas terbuka. Berdasarkan kedua jenis kata ini lahirlah
teori yang disebut teori tata bahasa pivot.
2.2.2 Teori
hubungan Tata bahasa nurani
Tata bahasa generatif transformasi dari
Chomsky (1957-1965) sangat terasa pengaruhnya dalam pengkajian perkembangan
sintaksis kanak-kanak. Menurut chomsky hubungan-hubungan tata bahasa
tertentu seperti “ subject – of, predicate – of, dan direct object –
of” adalah bersifat universal dan dimiliki oleh semua bahasa yang ada
di dunia ini.
Berdasarkanteori Chomsky tersebut, Mc. Neil (1970) menyatakan pengetahuan
kanak-kanak mengenai hubungan-hubungan tatabahasa universal ini bersifat
"nurani". Maka itu akan lansung mempengaruhi pemerolehan sintaksis
kanak-kanak sejak tahap awalnya. Jadi, pemerolehan sintaksis ditentukan oleh
hubungan-hubungan tatabahasa universal ini.
2.2.3
|
Teori hubungan tata bahasa dan informasi situasi
Sehubungan dengan teori hubungan tata bahasa
nurani, Bloom (1970) mengatakan bahwa hubungan hubungan tata bahasa tanpa
merujuk pada informasi situasi (konteks) belumlah mencukupi untuk menganalisis
ucapan atau bahasa kanak-kanak.
2.2.4 Teori
kumulatif kompleks
Teori ini dikemukakan oleh Brown (1973)
berdasarkan data yang dikumpulkannya. Menurut Brown, urutan pemerolehan
sintaksis oleh kanak-kanak ditentukan oleh kumulatif kompleks semantik morfem
dan kumulatif kompleks tata bahasa yang sedang diperoleh. Jadi, sama sekali
tidak ditentukan oleh frekuensi munculnya morfem atau kata-kata itu dalam
ucapan orang dewasa. Dari tia orang kanak-kanak (berusia dua tahun) yang sedang
memperoleh bahasa inggris yang diteliti Brown ternyata morfem yang pertama kali
dikuasai adalah progressive-ing dari kata kerja, padahal bentuk ini tidak
sering muncul dalam ucapan-ucapan orang dewasa.
Setelah progressive-ing baru muncul kata
depan in, kemudian on, dan diikuti oleh bentuk jamak, ’s. Sedangkan artikel The
dan a yang lebih sering muncul dalam ucapan-ucapan orang dewasa baru muncul
pada tahap ke 8. urutan perkembangan sintaksis yang dilaporkan oleh Brown
hampir sama dengan urutan perkembangan hubungan-hubungan sintaksis yang
dilaporkan oleh sejumlah pakar lain (simanjuntak 1987).
2.2.5 Teori
pendekatan semantik
Teori pendekatan semantik ini menurut
Greenfield dan Smith (1976) pertama kali diperkenalkan oleh Bloom. Dalam hal
ini Bloom (1970) mengintegrasikan pengetahuan semantik dalam pengkajian
perkembangan sintaksis ini berdasarkan teori generatif transformsinya,
Chomsky (1965).
Salah satu teori bahasa yang didasarkan pada
komponen semantik diperkenalkan oleh Fillmore (1968)yang dikenal dengan nama
tata bahasa kasus (case grammar). Teori ini telah digunakan oleh Bowerman dan
Brown (1973) sebagai dasar untuk menganalisis data-data perkembangan bahasa.
|
2.3 CARA
PEMEROLEHAN BAHASA
Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan
lingkungannya secara verbal disebut dengan pemerolehan bahasa anak. Pemerolehan
bahasa pertama (Bl) terjadi bila anak yang sejak semula tanpa bahasa kini telah
memperoleh satu bahasa. Pada masa pemerolehan bahasa anak, anak lebih mengarah
pada fungsi komunikasi daripada bentuk bahasanya.
Pada umumnya kebanyakan ahli bahasa
berpandangan bahwa anak dimanapun berada akan memperoleh bahasa ibunya dengan memakai
strategi yang sama. Kesamaan tidak hanya dilandasi oleh biolog dan neurologi
manusia yang sama tapi juga oleh pandang mentalistik yang menyatakan bahwa anak
telah dibekali dengan kodrat pada saat dilahirkan.
Dalam bidang sintaksis, anak memulai
berbahasa dengan mengucapkan satu kata. Kata ini bagi anak sebenarnya
kalimat penuh, tetapi karena dia belum dapat mengatakan lebih dari satu kata,
dia hanya mengambil satu kata dari seluruh kalimat itu.
2.3.1 Teori
Pemerolehan Bahasa
Kalau dihubungkan dengan psikologi, ada tiga
teori yang dapat menjelaskan pemerolehan bahasa pada seorang anak.
Pertama, teori pemerolehan bahasa yang
behavioristik. Menurut pandangan teori ini, tidak ada struktur linguistik yang
dibawa sejak lahir. Anak yang lahir dianggap kosong dari bahasa. Mereka
berpendapat bahwa anak yang lahir tidak membawa kapasitas atau potensi bahasa.
Bahkan Brown (1980) menyatakan bahwa anak lahir ke dunia ini seperti kain putih
tanpa catatan-catatan, lingkungannyalah yang akan membentuk tingkah
lakunya.
Pengetahuan dan keterampilan berbahasa
diperoleh melalui pengalaman dan proses belajar. Dengan demikian, bahasa
dipandang sebagai sesuatu yang dipindahkan melalui pewarisan kebudayaan, sama
halnya seperti orang yang belajar mengendarai sepeda.
Kedua, teori pemerolehan bahasa yang
mentalistik. Teori ini acapkali dioposisikan dengan teori pemerolehan bahasa
yang behavioristik. Dalam pandangan teori ini, anak yang lahir ke dunia sudah
membawa kapasitas atau potensi bahasa. Kapasitas atau potensi bahasa ini akan
menentukan struktur bahasa yang akan digunakan selanjutnya.
Ketiga, teori pemerolehan bahasa yang kognitif. Teori
ini sebenarnya merupakan 'sempalan' dari teori yang mentalistik yang
beranggapan bahwa kapasitas kognitif anak mampu menemukan struktur dalam bahasa
yang didengar di sekelilingnya. Pemahaman dan produksi serta komprehensi bahasa
pada anak dipandang sebagai hasil proses kognitif yang secara terus-menerus
berkembang dan berubah.
Ketiga teori tersebut secara bersama-sama
dapat dipakai untuk menjelaskan proses pemerolehan bahasa ibu, karena
masing-masing teori dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam pemahaman saya, anak
yang baru lahir memang telah mempunyai potensi jiwa yang secara terus-menerus
dipakai untuk 'menganalisis' apa saja yang didengar dari
lingkungannya.Kanak-kanak tersebut dapat mengembangkan kemampuan apabila anak
berada dalam lingkungan pemakaian bahasa. Dengan demikian, di samping
itu sejak lahir anak sudah mempunyai potensi berbahasa, lingkungan juga
sangat berperan membentuk bahasa seorang anak.
Unduh Makalah Psikolinguistik Pemerolehan Sintaksis [ DISINI ]
0 Response to "Makalah Psikolinguistik Pemerolehan Sintaksis"
Post a Comment