makalahku10 - Makalah Mekanisme transmisi kebijakan moneter Kajian teoritis dan empiris
Halo sahabat makalahku10 dalam kesempatan ini admin akan kembali membahas tentang makalah ekonomi dengan judul Makalah Mekanisme transmisi kebijakan moneter Kajian teoritis dan empiris.Permasalahan mengenai Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter (MTKM) masih merupakan topik yang menarik dan menjadi perdebatan, baik di kalangan akademis maupun para praktisi di bank sentral. Menariknya MTKM selalu dikaitkan dengan dua pertanyaan.Apa sajakah itu.Simak dibawah ini
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permasalahan mengenai Mekanisme Transmisi
Kebijakan Moneter (MTKM) masih merupakan topik yang menarik dan menjadi
perdebatan, baik di kalangan akademis maupun para praktisi di bank sentral.
Menariknya MTKM selalu dikaitkan dengan dua pertanyaan. Pertama, apakah
kebijakan moneter dapat mempengaruhi ekonomi riil di samping pengaruhnya
terhadap harga. Kedua, jika jawabannya ya, maka melalui mekanisme transmisi apa
pengaruh kebijakan moneter terhadap ekonomi riil tersebut terjadi (Bernanke dan
Blinder : 1992) dan Taylor (1995). Sejatinya penelitian MTKM memberikan
penjelasan mengenai bagaimana perubahan (shock) instrument kebijakan moneter
dapat mempengaruhi variabel makroekonomi lainnya hingga terwujudnya sasaran
akhir kebijakan moneter. Seberapa besar pengaruhnya terhadap harga dan kegiatan
di sektor riil, semuanya sangat tergantung pada perilaku atau respons perbankan
dan dunia usaha lainnya terhadap shock instrumen kebijakan moneter yaitu Suku
Bunga Sertifikat Bank Indonesia (rSBI). Meskipun telah banyak dilakukan studi
mengenai efektivitas MTKM, baik secara parsial maupun terintegrasi, namun
karena adanya faktor ketidakpastian dan kecenderungan-kecenderungan baru yang
dapat mempengaruhi MTKM, maka penelitian lanjutan untuk masalah tersebut tetap
relevan untuk dilakukan.
Efektivitas MTKM diukur dengan dua indikator
yaitu (1). Berapa besar kecepatan atau berapa tenggat waktu (time lag) dan (2).
Berapa kekuatan variabel-variabel dalam merespons adanya shock instrument
kebijakan moneter (rSBI) dan variabel lainnya hingga terwujudnya sasaran akhir
kebijakan moneter. Kedua indikator tersebut diperoleh dari hasil Uji Impulse
Response Function (IRF) dan Uji Variance Decomposition (VD). Mengacu pada
uraian-uraian tersebut, maka peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian
dengan judul: Analisis Empiris Efektivitas Mekanisme Transmisi Kebijakan
Moneter Di Indonesia Melalui Jalur Suku Bunga Periode 1990:2-2007:1.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter ?
2.
Apa saja Jalur-Jalur Mekanisme Transmisi Kebijakan
Moneter ?
3.
Apa Indikator efektivitas Mekanisme Transmisi
Kebijakan Moneter ?
4.
Apa Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter : Kajian Empiris ?
5.
Apa saja hasil Studi MTKM ?
1.3 Tujuan
1 Untuk
mengetahui Mekanisme Transmisi
Kebijakan Moneter
2 Untuk
mengetahui Apa saja Jalur-Jalur Mekanisme Transmisi
Kebijakan Moneter
3 Untuk
mengetahui Apa Indikator efektivitas Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter
4 Untuk
mengetahui apa Mekanisme Transmisi
Kebijakan Moneter : Kajian Empiris
5 Apa
saja hasil Studi MTKM ?
Baca juga : Makalah Implementasi kebijakan moneter Di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Mekanisme Transmisi
Kebijakan Moneter (MTKM)
Secara spesifik Taylor (1995) menyatakan bahwa mekanisme
transmisi kebijakan moneter adalah “the process through which monetary policy
decision are transmitted into changes in real GDP and inflation”. Artinya, MTKM
merupakan jalur-jalur yang dilalui oleh kebijakan moneter untuk dapat
mempengaruhi sasaran akhir kebijakan moneter yaitu pendapatan nasional dan
inflasi. Pada Skema 1 terlihat kotak hitam yang merupakan area MTKM atau
jalur-jalur yang dilalui oleh suatu kebijakan moneter hingga terwujudnya tujuan
akhirnya kebijakan moneter yaitu inflasi.
Secara
teoritis, konsep standar mekanisme transmisi
kebijakan moneter dimulai dari ketika bank sentral mengubah
instrumen-instrumennya yang selanjutnya mempengaruhi sasaran operasional,
sasaran antara dan sasaran akhir. Misalnya Bank Sentral (BI) menaikkan rSBI.
Peningkatan tersebut akan mendorong naiknya Suku Bunga Pasar Uang Antar Bank
(rPUAB), suku bunga deposito, kredit perbankan, harga aset, nilai tukar dan
ekspektasi inflasi di masyarakat. Perkembangan ini mencerminkan bekerjanya
jalur-jalur transmisi moneter yang akan selanjutnya berpengaruh terhadap
konsumsi dan investasi, ekspor dan impor yang merupakan komponen permintaan
eksternal dan keseluruhan permintaan agregat.
Kebijakan moneter yang ditransmiskan melalui Jalur Suku Bunga dapat
dijelaskan dalam dua tahap:
Pertama, transmisi di sektor keuangan (moneter).
Perubahan kebijakan moneter berawal dari perubahan instrumen moneter (rSBI)
akan berpengaruh terhadap perkembangan suku bunga PUAB, suku bunga deposito dan
suku bunga kredit. Proses transmisi ini memerlukan tenggat waktu (time lag)
tertentu.
Kedua, transmisi dari sektor keuangan ke sektor
riil tergantung pada pengaruhnya terhadap konsumsi dan investasi. Pengaruh suku
bunga terhadap konsumsi terjadi karena suku bunga deposito merupakan komponen
dari pendapatan masyarakat (income effect) dan suku bunga kredit sebagai
pembiayaan konsumsi (substitution effect). Sedangkan pengaruh suku bunga
terhadap investasi terjadi karena suku bunga kredit merupakan komponen biaya
modal.
Pengaruh
suku bunga terhadap konsumsi dan investasi selanjutnya akan berdampak pada
jumlah permintaan agregat. Jika peningkatan permintaan agregat tidak dibarengi
dengan peningkatan penawaran agregat, maka akan terjadi output gap (OG).
Tekanan OG akan berpengaruh terhadap tingkat inflasi. Mengacu pada penjelasan
di atas, maka dapat dikatakan bahwa inflasi yang terjadi melalui jalur ini
adalah inflasi akibat tekanan permintaan (demand pull-inflation).
2.2
Jalur-Jalur Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter
Tujuan akhir kebijakan moneter adalah menjaga dan memelihara kestabilan
nilai rupiah yang salah satunya tercermin dari tingkat inflasi yang rendah dan
stabil. Untuk mencapai tujuan itu Bank Indonesia menetapkan suku bunga
kebijakan BI Rate sebagai instrumen kebijakan utama untuk mempengaruhi
aktivitas kegiatan perekonomian dengan tujuan akhir pencapaian inflasi.
Namun jalur atau transmisi dari keputusan BI rate sampai dengan pencapaian
sasaran inflasi tersebut sangat kompleks dan memerlukan waktu (time lag).
Mekanisme bekerjanya perubahan BI Rate sampai
mempengaruhi inflasi tersebut sering disebut sebagai mekanisme transmisi
kebijakan moneter. Mekanisme ini menggambarkan tindakan Bank Indonesia
melalui perubahan-perubahan instrumen moneter dan target operasionalnya
mempengaruhi berbagai variable ekonomi dan keuangan sebelum akhirnya
berpengaruh ke tujuan akhir inflasi. Mekanisme tersebut terjadi melalui interaksi
antara Bank Sentral, perbankan dan sektor keuangan, serta sektor riil.
Perubahan BI Rate mempengaruhi inflasi melalui berbagai jalur, diantaranya
jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur
ekspektasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Mekanisme Transmisi Kebijakan
Moneter (MTKM) merupakan jalur-jalur yang dilalui oleh kebijakan moneter
untuk dapat mempengaruhi sasaran akhir kebijakan moneter yaitu pendapatan
nasional dan inflasi.
2. Bahwa
Perubahan BI Rate mempengaruhi inflasi melalui berbagai jalur, diantaranya
jalur suku bunga, jalur kredit, jalur nilai tukar, jalur harga aset, dan jalur
ekspektasi.
3. Dalam
merespons shock suatu variabel diukur dengan order of magnitude. Jika order of
magnitude suatu variabel semakin lebar (jauh dari titik keseimbangan), maka
semakin kuat variabel tersebut merespons shock instrumen moneter atau perubahan
variabel lainnya.
4. Secara empiris, besarnya permintaan agregat tidak selalu
sama dengan penawaran agregat. Jika terjadi selisih antara permintaan dan
penawaran atau terjadi outpt gap maka akan memberi tekanan terhadap kenaikan
harga-harga (inflasi) dari sisi domestik.
0 Response to "Makalah Mekanisme transmisi kebijakan moneter Kajian teoritis dan empiris"
Post a Comment