makalahku10 - Makalah Aliran Behaviorisme dalam makul Psikologi
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000).Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya.Untuk melihat selengkapnya langsung saja simak dibawah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dipengaruhi satu jenis prinsip dan
satu jenis keyakinan saja. Para psikolog dapat menggunakan banyak ragam
pendekatan alternatif, yang masing-masing cara pandangnya terhadap orang dan
kajian tentang orang berlainan.
Dalam mengkaji, psikologi memiliki enam pendekatan teoritis, akan tetapi
dalam makalah ini kami hanya akan salah satu dari enam pendekatan psikologi
tersebut, yakni pendekatan behavioristik yang lebih menekankan pada bagaimana
belajar berperilaku dengan cara tertentu.
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya
interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000).Seseorang
dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan
perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang
berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang
diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan
siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut.
Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk
diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat
diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh
guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati
dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu
hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku
tersebut.
Alasan kita mempelajari tentang Psikologi Behaviorisme adalah agar kita
mengetahui mengenai makna dari psikologi dan behavioristik itu sendiri. Kita
juga akan menjadi tahu hal-hal yang mungkin belum kita ketahui dalam
Psikolgi Behaviorisme tersebut, karena dengan kita mempelajarinya bertambahlah
wawasan kita mengenai ilmu Psikologi Behaviorisme itu.
A. Rumusan Masalah
Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan Aliran
Behaviorisme?
2.
Siapa
saja tokoh yang mengemukakan aliran behaviorisme?
3.
Bagaimana
proses terapi tingkah laku?
B. Tujuan
Dalam bab selanjutnya di makalah ini akan dibahas
tentang jawaban dari rumusan masalah diatas yakni untuk mengetahui:
1. Pengertian
aliran behaviorisme
2. Tokoh
yang mengemukakan aliran behaviorisme
3. Proses
terapi tingkah laku.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Aliran Behaviorisme
Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi
yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa
perilaku harus merupakan unsur subyek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan
aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang
cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang
menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga
psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak).
Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata
sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang
perilaku yang nyata.
Aliran ini berpendapat bahwa perilaku manusia sangat
ditentukan oleh kondisi lingkungan luar dan rekayasa atau kondisioning terhadap
manusia tersebut. Aliran ini mengangap bahwa manusia adalah netral, baik atau
buruk dari perilakunya ditentukan oleh situasi dan perlakuan yang dialami oleh
manusia tersebut. Pendapat ini merupakan hasil dari eksperimen yang dilakukan
oleh sejumlah penelitian tentang perilaku binatang yang sebelumnya
dikondisikan.
B.
Tokoh-tokoh
Aliran Behaviorisme
Di bawah ini merupakan tokoh-tokoh yang mempunyai
pandangan terhadap Psikologi Behaviorisme, antara lain :
1.
JOHN
WATSON
John
Watson lahir pada tahun 1878 dan meninggal tahun 1958. Setelah memperoleh
gelar master dalam bidang bahasa (Latin dan Yunani), matematika, dan filsafat
di tahun 1900, ia menempuh pendidikan diUniversity of Chicago. Minat
awalnya adalah pada filsafat, sebelum beralih ke psikologi karena pengaruh
Angell. Akhirnya ia memutuskan menulis disertasi dalam bidang psikologi
eksperimen dan melakukan studi-studi dengan tikus percobaan. Tahun 1903 ia
menyelesaikan disertasinya. Tahun 1908 ia pindah ke John Hopkins
University dan menjadi direktur lab psi di sana. Pada tahun 1912 ia
menulis karya utamanya yang dikenal sebagai ‘behaviorist’s manifesto’, yaitu “Psychology
as the Behaviorists Views it”.
Dalam
karyanya ini Watson menetapkan dasar konsep utama dari aliran behaviorisme:
a. Psikologi adalah cabang
eksperimental dari natural science.
Posisinya
setara dengan ilmu kimia dan fisika sehingga introspeksi tidak punya tempat di
dalamnya.
b. Sejauh ini psikologi gagal dalam
usahanya membuktikan jati diri sebagai natural science.
Salah satu
halangannya adalah keputusan untuk menjadikan bidang kesadaran sebagai obyek
psikologi. Oleh karenanya kesadaran atau mind harus dihapus dari ruang lingkup
psikologi.
c. Obyek studi psikologi yang
sebenarnya adalah perilaku nyata.
Pandangan Utama Watson
1)
Psikologi mempelajari stimulus dan
respons (S-R Psychology)
Yang
dimaksud dengan stimulus adalah semua obyek di lingkungan, termasuk juga
perubahan jaringan dalam tubuh. Respon adalah apapun yang dilakukan sebagai
jawaban terhadap stimulus, mulai dari tingkat sederhana hingga tingkat tinggi,
juga termasuk pengeluaran kelenjar. Respon ada yang overt dan covert,
learneddan unlearned.
2)
Tidak mempercayai unsur herediter
(keturunan) sebagai penentu perilaku
Perilaku
manusia adalah hasil belajar sehingga unsur lingkungan sangat penting (lihat
pandangannya yang sangat ekstrim menggambarkan hal ini pada Lundin, 1991 p.
173). Dengan demikian pandangan Watson bersifat deterministik, perilaku manusia
ditentukan oleh faktor eksternal, bukan berdasarkan free will.
3) Dalam
kerangka mind-body, pandangan Watson sederhana saja
Baginya,
mind mungkin saja ada, tetapi bukan sesuatu yang dipelajari ataupun akan
dijelaskan melalui pendekatan ilmiah. Jadi, bukan berarti bahwa Watson menolak
mind secara total. Ia hanya mengakui body sebagai obyek studi ilmiah. Penolakan
dari consciousness, soul atau mind ini adalah ciri utama behaviorisme dan kelak
dipegang kuat oleh para tokoh aliran ini, meskipun dalam derajat yang
berbeda-beda. [Pada titik ini sejarah psikologi mencatat pertama kalinya sejak
jaman filsafat Yunani terjadi penolakan total terhadap konsep soul dan mind.
Tidak heran bila pandangan ini di awal mendapat banyak reaksi keras, namun
dengan berjalannya waktu behaviorisme justru menjadi populer.
4)
Sejalan
dengan fokusnya terhadap ilmu yang obyektif, makapsikologi harus menggunakan
metode empiris
Dalam hal
ini metode psikologi adalah observation, conditioning, testing, dan verbal
reports.
5)
Secara bertahap Watson menolak
konsep insting
Mulai dari
karakteristiknya sebagai refleks yang unlearned, hanya milik anak-anak yang
tergantikan oleh habits, dan akhirnya ditolak sama sekali kecuali simple reflex
seperti bersin, merangkak, dan lain-lain.
6)
Konsep learning adalah sesuatu yang
vital dalam pandangan Watson, juga bagi tokoh behaviorisme lainnya.
Habits
yang merupakan dasar perilaku adalah hasil belajar yang ditentukan oleh dua
hukum utama, recency dan frequency. Watson mendukung conditioning respon Pavlov
dan menolak law of effect dari Thorndike. Maka habits adalah proses
conditioning yang kompleks. Ia menerapkannya pada percobaan phobia (subyek
Albert). Kelak terbukti bahwa teori belajar dari Watson punya banyak kekurangan
dan pandangannya yang menolak Thorndike salah.
7)
Pandangannya tentang memory
membawanya pada pertentangan dengan William James
Menurut
Watson apa yang diingat dan dilupakan ditentukan oleh seringnya sesuatu
digunakan atau dilakukan. Dengan kata lain, sejauhmana sesuatu dijadikan
habits. Faktor yang menentukan adalah kebutuhan.
8)
Proses thinking and speech terkait
erat.
Thinking
adalah subvocal talking. Artinya proses berpikir didasarkan pada keterampilan
berbicara dan dapat disamakan dengan proses bicara yang ‘tidak terlihat’, masih
dapat diidentifikasi melalui gerakan halus seperti gerak bibir atau gesture
lainnya.
9)
Perilaku dapat dikontrol dan ada
hukum yang mengaturnya.
Jadi,
psikologi adalah ilmu yang bertujuan meramalkan perilaku. Pandangan ini
dipegang terus oleh banyak ahli dan diterapkan pada situasi praktis. Dengan
penolakannya pada mind dan kesadaran, Watson juga membangkitkan kembali
semangat obyektivitas dalam psikologi yang membuka jalan bagi riset-riset
empiris pada eksperimen terkontrol.
2.
BURHUSS
FREDERICK SKINNER
B.F.
SKINNER kebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behaviorisme dengan pendekatan
model intruksi langsung dan menyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses
operant conditioning. Dimana operant conditioning ini diartikan sebagai suatu
proses perilaku operant (penguatan positif dan negatif) yang dapat
mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai
dengan keinginan.
Pertama
kita perlu mengetahui apa arti dari Behaviorisme.
Behaviorisme adalah aliran psikologi yang menekankan pada tingkah laku atau perilaku manusia (individu) sebagai makhluk reatif yang
memberikan RESPON terhadap lingkungan disekitarnya, pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku orang tersebut.
Behaviorisme adalah aliran psikologi yang menekankan pada tingkah laku atau perilaku manusia (individu) sebagai makhluk reatif yang
memberikan RESPON terhadap lingkungan disekitarnya, pengalaman dan pemeliharaan akan membentuk perilaku orang tersebut.
Pernyataan
yang dikemukankan oleh Skinner setelah melakukan
percobaannya bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan, dimana penguatan yang terbentuk melalui ikatan STIMULUS RESPON akan semakin kuat bila diberi penguatan. penguatan ini yaitu penguatan POSITIF dan NEGATIF.
percobaannya bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan, dimana penguatan yang terbentuk melalui ikatan STIMULUS RESPON akan semakin kuat bila diberi penguatan. penguatan ini yaitu penguatan POSITIF dan NEGATIF.
Behaviorisme
ingin menganalisis bahwa prilaku yang tampak saja yang dapat diukur,
dilukiskan, dan diramalkan. behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan
pada dasarnya manusia tidak membawa apa-apa. Manusia akan berkembang
berdasarkan stimulus yang diterimannya dari lingkungan sekitarnya. “LINGKUNGAN
YANG BURUK AKAN MENGHASILKAN MANUSIA BURUK, LINGKUNGAN YANG BAIK AKAN
MENGHASILKAN MANUSIA BAIK”.
3.
EDWARD
LEE THOMDIKE (1874-1949 )
Menurut
Thomdike belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara
peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R). Dari
eksperimen kucing lapar yang dimasukkan dalam sangkar diketahui bahwa supaya
tercapai hubungan antara stimulus dan respon perlu adanya kemampuan untuk
memilih respon yang tepat serta melalui usaha (trials) dan kegagalan (error)
terlebih dahulu.Oleh karena itu teori belajar ini sering disebut dengan teori
belajar koneksionisme atau teori asosiasi.
Thomdike
mengemukakan bahwa terjadinya asosiasi antara stimulus dan respon mengikuti
hukum-hukum betikut:
a. Hukum kesiapan yaitu semakin siap
organisme memperoleh perubahan tingkah laku akan menimbulkan kepuasan individu
sehingga asosiasi cenderung diperkuat.
b. Hukum akibat yaitu hubungan stimulus
respon cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah
jika akibatnya tidak memuaskan.
c. Hukum latihan yaitu semakin sering
tingkah laku diulang maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.
4.
IVAN
PETROVICH PAVLOV (1849-1936)
Pavlov
meraih penghargaan Nobel dalam bidang psikology or medicinepada
tahun 1904.Karyanya mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikologi behavioristik
di Amerika.Classic conditioning (pengkondisian ) adalah proses yang
ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing , dimana perangsang asli
dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga
memunculkan reaksi yang diinginkan.
Pavlov
mengadakan operasi leher pada seekor anjing sehingga kelihatan kelenjar air
liurnya dari luar. Apabila diperlihatkan sesuatu makanan maka akan keluarlah
air liurnya. Kini sebelum makanan diperlihatkan maka yang diperlihatkan adalah
sinar merah terlebih dahulu baru makanan. Dengan sendirinya air liurpun akan
keluar juga. Dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat
dikendalikan melalui cara mengganti stimulus yang tepat untuk mendapatkan
pengulangan respon yang diinginkan , sementara individu tidak menyadari bahwa
ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
5.
ROBERT
GAGNE (1916-2002)
Menurut
Gagne, belajar dimulai dari paling sederhana (belajar signal) dilanjutkan pada
yang lebih kompleks sampai pada tipe belajar yang lebih tinggi dan prakteknya
tetap mengacu pada asosiasi stimulus-respon.
6.
ALBERT
BANDURA (1925-SEKARANG)
Teori
belajar social Bandura menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru
perilaku, sikap, dan reaksi emosi orang lain. Teori Bandura menjadi dasar dari
perilaku pemodelan yang digunakan dalam berbagai pendidikkan secara masal.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan dalam bab
sebelumnya pemakalah dapat menarik kesimpulan bahwa:
1.
Behaviorisme lahir sebagai reaksi
terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan
laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam
bawah sadar yang tidak tampak). Behaviorisme secara keras menolak unsur-unsur
kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari psikologi, dan membatasi
diri pada studi tentang perilaku yang nyata.
2.
Ada banyak tokoh yang memiliki pandangan
behaviorisme, antara lain John Watson, B.F Skinner dan yang lainnya. Dalam
masing tokoh memiliki pandangan yang berbeda-beda akan tetapi satu sama lain
memiliki keterkaitan atau tujuan yang sama.
3.
Terapi
tingkah laku adalah pendekatan penerapan aneka ragam teknik dan prosedur yang
berlandaskan pada berbagai teori tentang belajar dalam usaha melakukan
pengubahan tingkah laku. Dalam penyelesaian masalah, kondisi masalah harus
dispesifikkan.
B. Saran
Dengan
penyusunan makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kita tentang
salah aliran dalam psikologi yang nantinya dapat digunakan dalam menyimpulkan
permasalahan kepribadian klien, atau paling tidak bisa dipraktikkan pada
lingkungan sekitar, misalnya pada adik, anak atau lingkup keluarga lainnya.
Baca dan Unduh selengkapnya [ DISINI ]
Baca makalah lain mengenai Makalah Kecakapan antar personal
0 Response to "Makalah Aliran Behaviorisme dalam makul Psikologi"
Post a Comment