Makalah terlengkap dan terupdate makalahku10 - Unduh Makalah Petrologi Batuan Beku
Baca selengkapnya Makalah Petrologi Batuan Beku
Unduh juga Contoh Makalah Laporan Hasil Observasi
Unduh juga Makalah Perkembangan Pengaturan Tindak Pidana Korupsi Dalam Dinamika Hukum Pidana Indonesia
Petrologi Batuan Beku |
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
DEFINISI BATUAN BEKU
Batuan beku atau
batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenisbatuan yang
terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atautanpa proses
kristalisasi dan menurut berberapa ahli mendefinisikan bahwabatuan beku adalah
Kumpulan interlocking agregat
mineral-mineral silikat hasilmagma yang mendingin ( Walter T. Huang, 1962 ).
Sedangkan menurut Graha(1987) adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan
silika cair dan pijar,yang kita kenal dengan magma, magma ini dapat berasal
dari batuan setengahcair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun
kerak bumi.Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses
berikut:kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.Telah
kita ketahui bersama bahwa magma terbentuk di litosfer yang berasaldari
pergesekan antara 2 lempeng dalam zona subduksi. Pergesekan antara 2lempeng
menimbulkan panas dan mampu melelehkan batuan yang kemudianlelehan batuan
tersebut menjadi dapur magma. Magma dengan temperatureyang tinggi dan tekanan
tinggi pula akan selalu menuju ke tekanan yang lebihrendah yaitu di permukaan
bumi.Proses kristalisasi magma yaitu karena magma merupakan cairan yangpanas
dengan temperature sekitar 900°C–1000°C, maka ion-ion yangmenyusun magma akan
bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saatmagma mengalami pendinginan
maka pergerakan ion-ion yang tidak beraturanini akan menurun dan akan mulai
mengatur dirinya menyusun bentuk yangteratur, proses ini disebut kristalisai,
pada proses ini ion-ion akan mengikat satudengan yang lainnya dan melepaskan
kebebasan untuk bergerak. Ion-iontersebut akan membentuk ikatan kimia dan
membentuk Kristal yang teratur.
Pada umumnya
material yang menyusun magma tidak membeku pada waktuyang bersamaan.Batuan beku
meliputi sekitar 95 % bagian teratas kerak bumi (15km) tetapi jumlahnya yang
besar tersebut sering tidak tampak karena tertutupilapisan yangrelatif tipis
dari batuan sedimen dan metamorf. Batuan beku merupakan hasilkristalisasi
magma, cairan silika yang mengkristal atau membeku di dalam daandi permukaan
bumi. Temperatur yang tinggi dari magma (900°C–1000°C)memberikan suatu
perkiraan bahwa magma berasal dari bagian yang dalam daribumi. Semua material
gunung berapi yang dikeluarkan ke permukaan bumi akanmendingin dengan cepat,
sedang proses pembantukan batuan beku yang terjadidi bawah permukaan bumi
berlangsung lama.Dalam suatu magma yang mengandung unsur O, Si, Mg, dan Fe
makamineral dengan titik beku tertinggi Mg-olivin (forsterite), akan
mengkristalpertama kemudian diikutioleh Fe-olivin (fayelite). Pada magma yang
kaya akankomponen plagioklas, maka anortit akan
megkristal dahulu kemudian didikutiyang lainnnya sampai albit. Kristalisasi
semacam ini terjadi akibat reaksimenerus yang terjadi pada kesetimbangan antara cairan dan endapan kristalsebagai fungsi
turunan temperatur (Subroto, 1984).Lebih dari 700 tipe batuan beku telah
berhasil dideskripsikan, sebagianbesar terbentuk dibawah permukaan kerak bumi.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 ANALISIS BATUAN BEKU
A. Terminologi
Batuan beku adalah batuan yang
terbentuk sebagai hasil pembekuan daripada magma. Magma adalah bahan cair pijar
di dalam bumi, berasal dari bagian atas selubung bumi atau bagian bawah kerak
bumi, bersuhu tinggi (900 – 1300 oC) serta mempunyai kekentalan tinggi,
bersifat mudah bergerak dan cenderung menuju ke permukaan bumi.
B. Letak Pembekuan
Batuan beku dalam
adalah batuan beku yang terbentuk di dalam bumi; sering disebut batuan beku
intrusi. Batuan beku luar adalah batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi;
sering disebut batuan beku ekstrusi. Batuan beku hipabisal adalah batuan beku
intrusi dekat permukaan, sering disebut batuan beku gang atau batuan beku
korok, atau sub volcanic intrusion.
C. Warna Batuan Beku
Warna segar batuan
beku bervariasi dari hitam, abu-abu dan putih cerah. Warna ini sangat
dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun batuan beku itu sendiri. Apabila
terjadi percampuran mineral berwarna gelap dengan mineral berwarna terang maka
warna batuan beku dapat hitam berbintik-bintik putih, abu-abu berbercak putih,
atau putih berbercak hitam, tergantung warna mineral mana yang dominan dan mana
yang kurang dominan. Pada batuan beku tertentu yang banyak mengandung mineral
berwarna merah daging maka warnanya menjadi putih-merah daging.
D. Tekstur Batuan Beku
Tekstur adalah hubungan antar mineral penyusun
batuan. Dengan demikian tekstur mencakup tingkat visualisasi ukuran butir atau
granularitas, tingkat kristalisasi mineral atau kristalinitas, tingkat
keseragaman butir kristal, ukuran butir kristal, dan bentuk kristal.
E. Tingkat Visualisasi Granularitas
Berdasarkan pengamatan dengan mata telanjang atau
memakai loupe, maka tekstur batuan beku dibagi dua, yaitu tekstur
afanitik dan tekstur faneritik.
a. Afanitik adalah kenampakan batuan beku
berbutir sangat halus sehingga mineral/kristal penyusunnya tidak dapat diamati
secara mata telanjang atau dengan loupe.
b. Fanerik (faneritik, firik = phyric)
adalah apabila di dalam batuan tersebut dapat terlihat mineral penyusunnya,
meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan antar butir (kristal satu
dengan kristal lainnya atau kristal dengan kaca). Singkatnya, batuan beku
mempunyai tekstur fanerik apabila mineral penyusunnya, baik berupa kristal
maupun gelas/kaca, dapat diamati.
Apabila batuan beku mempunyai tekstur afanitik
maka pemerian tekstur lebih rinci tidak dapat diketahui, sehingga harus
dihentikan. Sebaliknya apabila batuan beku tersebut bertekstur fanerik maka
pemerian lebih lanjut dapat diteruskan.
Unduh dan Baca Makalah diatas selengkapnya [ DISINI ]
0 Response to "Makalah Petrologi Batuan Beku"
Post a Comment