Simak Selengkapnya Makalah Perkembangan Fisik Usia Remaja
Unduh juga Materi Perekayasaan Rangkaian Elektronika
Unduh juga Makalah Ekonomi Makro Sistem Moneter
1.
Karakteristik
Umum Perkembangan Remaja
Masa remaja seringkai
dikenal sebagai masa pencarian jati diri, oleh Erickson disebut dengan
identitas ego (ego identity) (Bischof, 1993). Hal terse but terjadi karena masa
remaja merupakan peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan
orang dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, mereka bukan lagi seperti anak-anak
melainkan sudah seperti layaknya orang dewasa, tetapi jika diperlakukan seperti
orang dewasa, ternyata mereka belum mampu menunjukan sikap dewasanya. Oleh karena
itu, terdapat sejumlah sikap yang sering ditunjukan oleh remaja, yaitu:
a.
Kegelisahan
Sesuai dengan fase
perkembangannya, remaja mempunyai banyak idealisme, angan-angan, dan mimpi yang
hendak mereka wujudkan di masa depan. Akan tetapi, sesungguhnya remaja belum
mempunyai kemampuan yang memadai untuk mewujudkan keinginannya tersebut.
Seringkali mereka berangan terlalu jauh diluar batas kemampuannya.
Selain itu, di satu
pihak mereka ingin mendapat pengalaman sebanyak-banyaknya untuk menambah
pengetahuan, tetapi dipihak lain mereka merasa belum mampu melakukan berbagai
hal dengan baik sehingga mereka tidak berani mengambil tindakan untuk mencari
pengalaman langsung dari sumbernya. Tarik-menarik antara angan-angan yang
tinggi dengan batas kemampuannya membuat mereka sering diliputi rasa gelisah.
b.
Pertentangan
Sebagai individu yang
sedang mencari jati diri, remaja berada pada situasi psikologis antara ingin
melepaskan diri dari orang tua dan perasaan masih belum mampu untuk hidup
mandiri. Oleh karena itu, pada umumnya, remaja sering mengalami kebingungan
karena sering pertentangan pendapat antara merek dan orangtua. Pertentangan
yang sering terjadi tersebut menimbulkan keinginan remaja untuk melepaskan diri
dari orangtuanya, kemudian ditentangnya sendiri sebenarnya mereka ingin juga
mendapatkan rasa aman. Remaja sesungguhnya belum berani mengambil resiko dari
tindakan meninggalkan lingkungan keluarganya yang jelas aman bagi dirinya.
Selain itu, keinginan melepaskan diri tersebut belum disertai dengan
kesanggupan untuk mandiri tanpa bantuan orang tua dalam soal keuangan.
Akibatnya, pertentangan yang sering terjadi akan menimbulkan kebingngan dalam
diri remaja itu sendiri maupun pada orang lain.
c.
Mengkhayal
Kebanyakan dari remaja
sangat berkeinginan untuk menjelajah dan berpetualang. Namun tidak semuanya
tersalurkan, dan biasanya hambatannya adalah soal keuangan dan biaya.
Menjelajah lingkungan sekitar yang luas akan menghabiskan banyak dana dan
biaya, sedangkan mereka hanya memperoleh uang dari pemberian orang tuanya.
Akibatnya, mereka lalu mengkhayalmencari kepuasan, bahkan menyalurkan
khayalannya melaui dunia fantasi. Khayalan remaja putra biasanya berkisar pada
soal prestasi dan jenjang karier, sedangkan remaja putrid biasanya lebih mengkhayalkan romantika kehidupan.
Khayalan ini tidak
selamanya bersifat negative. Khayalan tersebut kadang-kadang menghasilkan
sesuatu yang bersifat konstruktif, misalnya timbul ide-ide tertentu yang dapat
direalisasikan.
d.
Aktivitas Kelompok
Berbagai macam
keinginan remaja seringkali tidak dapat terpenuhi karena berbagai macam
kendala. Hal yang sering terjadi adalah karena tidak adanya biaya. Adanya
berbagai macam larangan dan aturan dari orang tua seringkali justru melemahkan
dan mematahkan semangat para remaja. Kebanyakan dari mereka akan menemukan
solusi atau jalan keluar setelah mereka berkumpul dengan rekan teman sebayanya
untuk melakukan kegiatan bersama. Mereka melakukan berbagai macam kegiatan
secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat diatasi bersama-sama
(Singgih DS, 1980).
e.
Keinginan mencoba segala sesuatu
Pada umumnya, remaja
memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
(high curiosity). Karena didorong oleh rasa ingin tahu yang tinggi, remaja
cenderung ingin berpetualang, menjelajah, dan melihat dunia luar. Mereka
cenderung ingin mencoba segala sesuatu yang belum pernah mereka alami karena
rasa penasarannya yang tinggi.
Selain itu, didorong
juga oleh keinginan seperti orang dewasa menyebabkan remaja ingin mencoba
melakukan apa yang sering dilakukan oleh orang dewasa. Akibatnya, tidak jarang
secara sembunyi-sembunyi, remaja pria merokok karena sering melihat orang
dewasa melakukannya. Seolah-olah dalam hati kecilnya berkata bahwa remaja ingin
membuktikan kalau sebenarnya dirinya mampu melakukan apa yang orang dewasa
lakukan. Remaja putri seringkali mencoba memakai kosmetik baru, meskipun
sekolah melarangnya.
Oleh karena itu, yang
amat penting bagi remaja adalah memberikan bimbingan agar rasa ingi tahunya
yang tinggi dapat terarah pada kegiatan-kegiatan yang positif, kreatif, dan produktif,
misalnya ingin menjelajah alam untuk kepentingan penyelidikan atau ekspedisi.
Jika keinginan semacam itu mendapat bimbingan dan pengarahan yang baik, akan
menghasilkan kreatifitas remaja yang bermanfaat, seperti kemampuan membuat alat
elektronik untuk kepentingan komunikasi, menghasilkan temuan ilmiah remaja yang
bermutu, menghasilkan karya ilmiah remaja yang berbobot, dan lain sebagainya.
Jika tidak terarah, dikhawatirkan dapat menjurus pada kegiatan atau perilaku
negative, misalnya mencoba narkoba, minum minuman keras, penyalahgunaan obat,
atau perilaku seks pranikah yang berakibat terjadinya kehamilan (Soerjono
Soekanto, 1989).
Memahami karakteristik
remaja, remaja pada umumnya memiliki rasa ingin tau yang tinggi sehingga
seringkali ingin mencoba-coba, mengkhayal, dan merasa gelisah, serta berani
melakukan pertentangan jika dirinya merasa disepelekan atau “tidak dianggap”.
Oleh karena itu, mereka sangat memerlukan keteladanan, konsistensi, serta
komunikasi yang tulus dan empatik dari orang dewasa disekitarnya. Seringkali
remaja melakukan perbuatan-perbuatan menurut normanya sendiri karena terlalu
banyak menyaksikan ketidakkonsistenan di masyarakat yang dilakukan oleh orang
dewasa atau orang tua, antara apa yang sering dikatakan dalam berbagai forum
dengan kenyataan nyata di lapangan. Kata-kata moral didengungkan dimana-mana,
tetapi kemaksiatan juga disaksikan dimana-mana oleh remaja.
2.
Perubahan
Fisik Remaja
Perubahan fisik yang
dialami saat menginjak usia remaja biasa disebut dengan istilah pubertas. Pubertas
(puberty) adalah sebuah periode di mana kematangan fisik berlangsung cepat,
yang melibatkan perubahan hormonal dan tubuh, yang terutama berlangsung di masa
remaja awal. Perubahan yang paling terlihat jelas di masa ini adalah
terdapatnya tanda-tanda kematangan seksual serta pertambahan tinggi dan berat
badan di masa pertumbuhan remaja. Pubertas pada anak laki-lai sebagian besar
dimulai pada usia 10 s/d 13,5 tahun dan berakhir pada usia 13 s/d 17 tahun. Sedangkan
pubertas pada anak perempuan biasanya terjadi pada usia 9 s/d 15 tahun. Namun
ada juga anak yang mengalami Precocious
Puberty, yaitu pubertas yang terjadi sebelum waktunya pubertas, dan
perkembangannya pun sangat cepat. Berikut ini adalah karakteristik perubahan
fisik yang terjadi di usia remaja atau di masa pubertas:
Karakterisitik perubahan fisik pada
pubertas pria :
-
Meningkatnya ukuran penis dan testis
-
Munculnya rambut kemaluan
-
Perubahan pada suara
-
Ejakulai pertama (biasanya melalui
masturbasi atau mimpi basah)
-
Terjadinya pertumbuhan maksimal
-
Tumbuhnya rambut di ketiak, wajah dan
bagian tubuh lainnya
-
Bertambahnya berat badan
Karakteristik perubahan
fisik pada pubertas wanita :
-
Payudara membesar
-
Rambut kemaluan muncul
-
Tumbuh rambut di ketiak
-
Bertambah tinggi
-
Melebarnya pinggul
-
Menarche : menstruasi pertama pada
wanita
-
Bertambahnya berat badan
Growth spurt
(pertumbuhan yang berlangsung cepat) pada anak perempuan rata-rata terjadi dua
tahun lebih awal dibandingkan anak laki-laki. Di masa remaja, konsentrasi hormon-hormon tertentu dapat meningkat secara
dramatis:
-
Testoteron : hormon yang diasosiasikan
dengan perkembangan genital, bertambahnya ketinggian tubuh, dan perubahan suara
pada laki-laki.
-
Estradiol : hormon yang diasosiasikan
dengan perkembangan payudara, uterus, dan kerangka pada perempuan.
Sebuah aspek psikologis
pasti terjadi dan berkaitan dengan perubahan fisik :
-
Remaja akan sangat memperhatikan
tubuhnya dan mengembangkan citra mengenai tubuhnya.
-
Citra tubuh akan sangat terlihat pada
masa remaja awal.
-
Secara umum, jika dibandingkan dengan
anak laki-laki, anak perempuan kurang puas dengan tubuhnya dan memiliki citra
tubuh yang lebih negatif selama pubertas (Bearman dkk dalam Santrock, 2011).
-
Remaja yang matang lebih awal dini atau
yang terlambat dibandingkan dengan kawan-kawan sebaya memandang dirinya secara
berbeda.
Berdasarkan Berkeley
Longitudinal Study, anak laki-laki yang lebih cepat matang memandang dirinya
lebih positif dan lebih berhasil dalam relasi dengan kawan-kawan dibandingkan
dengan anak laki-laki yang matang lebih lambat (Jones dalam Santrock, 2011).
Hal ini didukung pula oleh riset yang dilakukan belakangan ini, yang
mengkonfirmasi bahwa, pada remaja laki-laki, matang lebih dini cenderung
menguntungkan daripada matang lebih akhir (Graber, Brooks-Gunn, & Warren
dalam Santrock, 2011). Sedangkan bagi anak perempuan, kematangan lebih dini dan
lebih lambat terkait dengan citra tubuh. Semakin banyak peneliti yang menemukan
bahwa kematangan lebih awal meningkatkan kerentanan pada anak perempuan untuk
mengalami sejumlah masalah, seperti misalnya, kecenderungan merokok, minum
minuman keras, depresi, memiliki gangguan makan, menuntut kemandirian lebih
dini dari orang tua, memiliki kawan-kawan yang lebih tua; tubuh mereka cenderung
membangkitkan respons dari pria yang mengarah pada pacaran dan pengalaman
seksual lebih awal.
3.
Faktor
yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja
Faktor-faktor yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja dapat berasal dari berbagai sumber,
yaitu:
a.
Keluarga
Faktor dari keluarga yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan fisik remaja meiputi keturunan dan lingkungan. Keturunan
menyebabkan seorang anak dapat lebih tinggi atau panjang dibandingkan anak
lainnya sehingga akan lebih berat pula tubuhnya, sedangkan faktor lingkungan
akan dapat membantu menentukan dapat tercapai tidaknya perwujudan potensi
keturunan yang dibawa anak tersebut. Pada setiap tahapan umur, lingkungan
ternyata lebih banyak berpengaruh terhadap pertambahan berat tubuh daripada
pengaruhnya terhadap tinggi tubuh.
b.
Gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi cukup selama masa
pertumbuhannya biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat
mencapai taraf/masa remaja dibandingkan anak-anak yang kekurangan gizi.
Lingkungan dapat memberikan pengaruh pada remaja sedemikian rupa sehingga dapat
menghambat atau mempercepat potensi untuk pertumbuhan dimasa remaja.
c.
Gangguan Emosional
Dari berbagai penelitian menyimpulkan bahwa anak
yang terlalu sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan. Hal
tersebut akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormone pertumbuhan di
kelenjar pituitary.
d.
Jenis kelamin
Dalam pertumbuhannya, anak laki0laki cenderung lebih
tinggi dan lebih berat daripada anak perempuan, kecuali pada usia 12 dan 15
tahun anak perempuan biasanya menampakkan pertumbuhan sedikit lebih tinggi dan
lebih berat daripada anak laki-laki. Terjadinya perbedaan berat dan tinggi
tubuh ini karena bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda dari
anak perempuan.
e.
Status Sosial Ekonomi
Meskipun tidak dapat dijelaskan secara langsung,
tetapi kenyataan menunjukkan bahwa anak-anak yang berasal dari keluarga dengan
status ekonomi rendah, secara umum cenderung lebih kecil daripada anak yang
berasal dari keluarga yang status ekonominya menengah apalagi mereka yang
berada dalam status sosial ekonomi yang tinggi.
f.
Kesehatan
Status kesehatan anak juga banyak mempengaruhi
pertumbuhan remaja. Anak-anak yang sehat dan jarang sakit, biasanya akan
memiliki tubuh yang lebih berat daripada anak yang sering sakit.
g.
Bentuk Tubuh
Kecenderungan bendtuk tubuh, apakah masuk dalam
klasifikasi eksomorf, mesomorf, atau endomorph akan mempengaruhi
besar kecilnya tubuh remaja. Misalnya, anak yang bentuk tubuhnya mesomorf akan tumbuh lebih besar daripada anak yang endomorph atau eksomorf karena memang lebih
gemuk dan berat.
0 Response to "Makalah Perkembangan Fisik Usia Remaja"
Post a Comment