I. PENDAHULUAN
Jagung manis (Zea mays Kelompok Saccharata) adalah salah satu kelompok budidaya/kelompok kultivar jagung
yang cukup penting secara komersial, setelah jagung biasa (juga biasa disebut
jagung ladang atau field corn). Keistimewaannya adalah kandungan gula (terutama sukrosa) yang tinggi pada waktu
dipanen. Pemanenan untuk produksi selalu dilakukan pada saat muda (tahap
"masak susu", kira-kira 18-22 hari setelah penyerbukan terjadi).
Rasa manis pada waktu panen terjadi karena jagung ini
mengalami mutasi pada satu atau beberapa gen yang mengatur pembentukan rantai
polisakarida, sehingga bulir-bulir jagungnya gagal membentuk pati dalam jumlah
yang cukup banyak. Akibat kegagalan ini, ketika mengering bulirnya akan
mengeriput.
Berbeda dengan jagung ladang, jagung manis biasanya tidak
dijual sebagai pakan ternak, melainkan
sebagai konsumsi manusia. Pengolahan jagung ini dapat direbus, dibakar, maupun
dijadikan bubur. Jagung manis
dalam klasifikasi perdagangan dikelompokkan sebagai sayur-sayuran meskipun jagung
ladang dikelompokkan sebagai palawija. Ini disebabkan
karena jagung manis dijual segar dan mudah rusak (perishable). Rasa
manis tidak bertahan lama (satu sampai empat hari saja) sehingga "masa
simpan" menjadi salah satu penentu kualitas yang penting.
Di Indonesia jagung merupakan komoditi
tanaman pangan penting, namun tingkat produksi belum optimal. PT. Natural
Nusantara berupaya meningkatkan produksi tanaman jagung secara kuantitas,
kualitas dan ramah lingkungan /berkelanjutan ( Aspek K-3).
II. SYARAT PERTUMBUHAN
Curah hujan ideal sekitar 85-200 mm/bulan
dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu mendapatkan
cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau.
Membutuhkan sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhannya akan
terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak optimal. Suhu optimum antara 230
C - 300 C. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah khusus, namun tanah yang
gembur, subur dan kaya humus akan berproduksi optimal. pH tanah antara 5,6-7,5.
Aerasi dan ketersediaan air baik, kemiringan tanah kurang dari 8 %. Daerah
dengan tingkat kemiringan lebih dari 8 %, sebaiknya dilakukan pembentukan teras
dahulu. Ketinggian antara 1000-1800 m dpl dengan ketinggian optimum antara
50-600 m dpl
III. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Teknis
Budidaya
1. Syarat Benih
Benih sebaiknya bermutu tinggi baik genetik, fisik dan
fisiologi (benih hibryda). Daya tumbuh benih lebih dari 90%. Kebutuhan benih +
10-20 kg/ha. Sebelum benih ditanam, sebaiknya direndam dalam larutan anti semut
dan hama
2. Pengolahan Lahan
Berbagai hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi
tertinggi diperoleh lewat pengolahan tanah yang baik dan benar, yaitu dengan
cara dibajak dan digaru. Dengan pengolahan tanah akan diperoleh media yang
sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan akar, mengurangi keberadaan gulma
serta memperbaiki sirkulasi udara dalam tanah. Untuk tiap 4 meter perlu
dibuatkan got yang berfungsi sebagai jalur irigasi dan drainase. Kegiatan ini
dilakukan minimal 15 hari sebelum tanam.
Akan tetapi penanaman tanpa olah tanah (TOT) bisa juga dilakukan untuk mengejar waktu tanam. Dengan catatan pembersihan lahan harus tetap dijaga untuk mengurangi serangan hama atau penyakit sisa dari tanaman terdahulu.
Akan tetapi penanaman tanpa olah tanah (TOT) bisa juga dilakukan untuk mengejar waktu tanam. Dengan catatan pembersihan lahan harus tetap dijaga untuk mengurangi serangan hama atau penyakit sisa dari tanaman terdahulu.
3. Teknik Penanaman
Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang hanya
diisi 1 butir benih. Jarak tanam jagung 25×75 cm.
4. Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan
pisau atau gunting tajam tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman
secara langsung tidak boleh dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain
yang akan dibiarkan tumbuh. Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang
tidak tumbuh/mati, dilakukan 7-10 hari sesudah tanam (hst). Jumlah dan jenis
benih serta perlakuan dalam penyulaman sama dengan sewaktu penanaman.
5. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada
tanaman jagung yang masih muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu
dll. Penyiangan jangan sampai mengganggu perakaran tanaman yang pada umur
tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah maka dilakukan setelah
tanaman berumur 14 hari.
Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 4 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.
Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.
Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 4 minggu, bersamaan dengan waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang memanjang.
Pengairan dan Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman jagung.
Selanjutnya dapat anda download dan baca makalah diatas selengkapnya pada link download dibawah ini
0 Response to "Pedoman Budidaya Tanaman Jagung manis yang Baik dan Benar (Zea Mays)"
Post a Comment