makalahku10 - Makalah Akuntansi Keuangan Lanjutan
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
Dalam era
globalisasi sekarang ini, bisnis ekonomi pun juga ikut terpengaruh. Batasan antarnegara
menjadi semakin kabur pada saat teknologi komunikasi semakin maju. Hal ini
membuat semakin ketatnya persaingan dalam dunia bisnis yang terjadi antar
perusahaan – perusahaan besar. Akibatnya, perusahaan – perusahaan kecil akan
tersisih dari dunia bisnis dan terancam bangkrut. Untuk menghindari hal itu,
maka pelaku bisnis harus melakukan Strategi Bisnis Global. Dalam makalah ini
penulis akan membahas mengenai Strategi Bisnis Global, yang dikhususkan kepada
Joint Venture.
Dalam hal ini
penulis telah mengambil dasar teori dari sumber buku dan internet untuk
menambah penjelasan dan membawa kita kepada sebuah pemahaman sebuah strategi
dalam bisnis global khususnya joint venture.
Adapun dalam
makalah ini akan membawa kita pada contoh kasus dari salah satu perusahaan
besar yang menerapkan serta memberi pemahaman tentang joint venture secara
singkat tetapi mudah dipahami yang akan penulis bahas di bab 3 Pembahasan.
Serta menjelaskan perjalanan perusahaan yang telah melakukan joint venture
tersebut.
1.2.
Perumusan Masalah
Pada materi ini, penulis akan membahas mengenai sebagai
berikut :
·
Apa yang dimaksud joint venture ?
·
Siapa dan apa ciri – ciri joint
venture ?
·
Apa saja macam perjanjian joint
venture ?
·
Bagaimana pembagian laba dalam
perjanjian joint venture ?
·
Jelaskan metode akuntansinya ?
·
Apa faktor yang menyebabkan
perusahaan melakukan joint venture ?
·
Bagaimana perkembangan perusahaan
setelah melakukan joint venture berdasarkan contoh kasus ?
1.3.
Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
·
Memahami apa yang dimaksud joint
venture.
·
Mengerti tentang anggota dan ciri –
ciri joint venture.
·
Mampu menjelaskan dan memahami macam
perjanjian joint venture.
·
Memahami pembagian laba dalam joint
venture.
·
Mampu menjelaskan metode akuntansi
joint venture.
·
Memahami faktor yang menyebabkan
perusahaan melakukan joint venture.
·
Mampu mengetahui perkembangan
perusahaan setelah melakukan joint venture berdasarkan contoh kasus.
1.4.
Manfaat Penulisan
Penulis
berharap hasil dari penulisan makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca
untuk :
1. Menambah pengetahuan dan wawasan
mengenai joint venture dalam strategi bisnis global.
2. Sebagai acuan untuk persiapan diri
bagi pembaca untuk mengahadapi bisnis global jika suatu saat nanti menjadi
pengusaha.
3. Sebagai strategi bertahan dari
ketatnya persaingan bisnis dalam era globalisasi.
BAB 2
DASAR TEORI
2.1. Definisi
Joint Venture
Joint venture adalah suatu unit terpisah yang melibatkan dua
atau lebih peserta aktif sebagai mitra. Kadang - kadang juga disebut sebagai
aliansi strategis, yang meliputi berbagai mitra, termasuk organisasi nirlaba,
sektor bisnis dan umum. Dan berikut ini adalah beberapa definisi joint venture menurut para ahli yang
telah penulis ambil dari beberapa sumber buku dan internet. Antara lain :
Ø Menurut
Peter Mahmud, joint venture merupakan
suatu kontrak antara dua perusahaan untuk membentuk satu perusahaan baru,
perusahaan baru inilah yang disebut dengan perusahaan joint venture.
Ø Menurut
Erman Rajagukguk, joint venture ialah
suatu kerja sama antara pemilik modal asing dengan pemilik modal nasional
berdasarkan perjanjian, jadi pengertian tersebut lebih condong pada joint
venture yang bersifat internasional.
Berdasarkan
pengertian dari tokoh di atas maka dapat kita ketahui unsur - unsur yang
terdapat dalam joint venture ialah :
1. Kerjasama dua pihak atau lebih.
Joint venture merupakan kerjasama dua pihak atau lebih yang
sepakat untuk membentuk perusahaan baru dengan nama baru.
2. Ada modal.
Dalam joint venture masing-masing pihak memberikan modal
untuk disetor dan dipakai bersama untuk mengoperasikan perusahaan baru.
3. Ada surat perjanjian.
Sebagai bentuk adanya kerjasama antara dua belah pihak, maka
dalam joint venture harus ada surat perjanjian yang berfungsi untuk mengikat
kedua belah pihak tersebut. Dalam joint venture karena melibatkan orang lain,
maka perlu diperhatikan dan diteliti apakah pihak yang akan diajak kerjasama
tersebut adalah pihak yang bisa dipertanggungjawabkan.
2.2. Anggota
Joint Venture
Para anggota (pihak yang menyelenggarakan ) joint venture sering
disebut dengan istilah venture atau partner atau sekutu. Anggota joint venture
dapat berupa perseorangan, persekutuan, perseroan terbatas dan sebagainya. Pada
umumnya semua partner ikut mengelola jalannya perusahaan. Salah satu di antara
para sekutu tersebut bertindak sebagai manajernya, yang disebut managing
partner.
2.3.
Ciri - ciri Joint Venture
Perusahaan
joint venture memiliki ciri – ciri :
1. Merupakan
perusahaan baru yang secara bersama-sama didirikan oleh beberapa perusahaan
lain.
2. Modalnya
berupa saham yang disediakan oleh perusahaan - perusahaan pendiri dengan
perbandingan tertentu.
3. Kekuasaan
dan hak suara dalam joint venture didasarkan pada banyaknya saham yang ditanam
oleh masing-masing perusahaan pendiri.
4. Perusahaan
- perusahaan pendiri joint venture tetap memiliki eksistensi dan kebebasan
masing - masing.
5. Risiko
ditanggung bersama - sama antara masing - masing partner melalui perusahaan -
perusahaan berlainan.
2.4. Jenis – jenis Perjanjian Joint
Venture
Ada
2 jenis perjanjian joint venture antara lain :
·
Joint venture domestik
·
Joint venture domestik didirikan antara perusahaan yang terdapat di dalam negeri.
·
Joint venture Internasional
Joint venture internasional ini didirikan di Indonesia oleh dua
perusahaan dimana salah satunya perusahaan asing.
2.5. Pembagian
laba Joint Venture
Seperti halanya persekutuan, maka laba joint venture juga
hak para anggota. Oleh karana itu, laba joint venture akan dibagikan kepada
para sekutu. Cara (metode) pembagian labanya juga akan diatur di dalam
perjanjian. Metode pembagian laba yang dipakai juga sama dengan metode
pembagian laba persekutuan, yaitu: Laba dibagi sama,Laba di bagi dengan ratio
tertentu, Laba dibagi sesuai dengan ratio modal, yaitu:
1.
Modal mula-mula,
2. Modal awal periode,
3. Modal akhir periode, dan
4. Modal rata-rata.
·
Laba
dibagi dengan memperhitungkan bunga modal dan sisanya dibagi menurut cara a,b
atau c.
·
Laba
dibagi dengan memperhitungkan gaji dan bonus dan sisanya dibagi menurut cara
a,b atau c.
·
Laba
dibagi dengan memperhitungkan bunga modal, gaji serta bonus dan sisanya dibagi
menurut cara a,b atau c.
2.6. Metode Akuntansi Untuk Joint Venture
Pada prinsipnya ada dua metode :
1. Buku diselenggarakan terpisah dari pembukuan
masing-masing anggota.
Pembukuan masing-masing anggota diselenggarakan secara
terpisah rekening pembukuan di dalam joint venture meliputi aktiva, hutang,
pendapatan, biaya - biaya dan modal yang diselenggarakan untuk tiap anggota.
2. Rekening - rekening untuk setiap transaksi dalam joint
venture ada dan dicatat didalam buku masing-masing anggota, ( tidak
diselenggarakan pembukuan secara terpisah terhadap aktiva joint venture atau
digabung ).
Masing-masing anggota harus
mempunyai rekening joint venture pada buku-bukunya, meskipun masing-masing
patner mecatat transaksi-transaksi yang terjadi pada buku managing patner tetap
harus dibentuk rekening joint venture. Misal kas JV, piutang JV, Hutang JV,
dll.
Dalam metode ini, joint venture tidak menyelenggarakan
akuntansi secara tersendiri. Akuntansi terhadap joint venture diselenggarakan
oleh masing-masing sekutu (partner). Dalam hal ini, akuntansinya dapat dibagi
menjadi dua yaitu :
·
Managing Partner
Pada dasarnya managing partner akan menyelenggarakan
rekening secara lengkap, yaitu rekening - rekening aktiva, utang, modal,
pendapatan, dan biaya. Oleh karena akuntansi tersebut dicampur dengan akuntansi
perusahaannya sendiri, maka untuk membedakannya setiap rekening joint venture
diberi tanda tersendiri, yaitu dengan penambahan istilah “joint venture” pada
setiap rekening. Rekening-rekening yang diselenggarakan managing partner
meliputi :
a) Rekening Aktiva - Joint Venture
b) Rekening Utang - Joint Venture
c) Rekening sekutu atau partner
d) Rekening Joint Venture
· Non
- Managing Partner
Non - managing partner hanya menyelenggarakan 2 macam
rekening, yaitu :
a) Rekening Joint Venture
b) Rekening Sekutu (Partner)
Ø Rekening
Managing Partner
Berikut mekanisme pendebitan dan pengkreditan rekening ini:
- Pendebitan
Pendebitan dilakkan apabila terjadi transaksi yang
berakibat:
F Aktiva
joint ventre bertambah
F Utang
joint venture berkurang dan
F Modal atau
managing partner berkurang
- Pengkreditan
Pengkreditan dilakukan apabila terjadi transaksi yang
berakibat:
F Aktiva
joint venture berkurang
F Utang
joint venture bertambah dan
F Modal atau
managing partner bertambah
Ø Rekening
Sekutu non - Managing Partner yang lain.
2.7.
Joint Venture yang Belum Selesai
Dalam hubungannya dengan joint
venture yang belum selesai tersebut timbul masalah akuntansi, yaitu mengenai
pengakuan laba atau rugi joint venture yaitu apakah perlu mengakui rugi - laba
atas joint venture yang belum selesai. Perlu tidaknya mengakui rugi -
laba joint venture yang belum selesai harus memperhatikan prinsip-prinsip
yang mendasari pengakuan rugi laba ( pendapatan dan biaya ).
Dalam
hal anggota joint venture mengakui laba atas joint venture yang belum selesai
ini menimbulkan 2 masalah, yaitu penentuan besarnya laba atau rugi yang diakui
dan pencatatannya akan tergantung pada metode akuntansi yang digunakan.
·
Metode Akuntansi Terpisah
Apabila
joint venture menyelenggarakan akuntansi dengan metode ini maka besarnya laba
adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Apabila diperlukan maka untuk
menghitung laba atau rugi tersebut diperlukan penyesuaian. Laba atau rugi
tersebut akan dibagi sesuai dengan rasio atau metode pembagian laba yang
disepakati. Dengan metode ini maka masing-masing sekutu hanya akan mencatat
bagian laba atau rugi yang menjadi haknya.
· Metode
Akuntansi Tidak Terpisah
Apabila joint venture menggunakan metode akuntansi
tidak terpisah maka besarnya laba / rugi dapat diketahui dari saldo rekening
joint venture, yaitu :
Ø Laba, apabila rekening Joint venture bersaldo kredit dan
Ø Rugi, apabila rekening Joint venture bersaldo debit.
Seperti yang dijelaskan bahwa joint
Venture hanya bisa dihitung laba / ruginya apabila telah berakhir usaha yang
menjadi obyeknya maka dalam pembukuan ini mengalami hal - hal yang perlu
dilakukan karena pembukuan secara tidak terpisah sedikit
berbeda dari pembukuan secara terpisah, yang membedakan adalah hak - hak para
anggota di dalam joint venture dapat ditentukan pada setiap saat yang
menyangkut aktivitas joint venture.
Hak-hak para anggota adalah selisih
antara jumlah komutatif semua
rekening yang mempunyai saldo debit dengan jumlah komulatif semua rekening yang
mempunyai saldo kredit dari pembukuan yang diselenggarakan oleh anggota yang
bersangkutan.
Rekening - rekening dengan saldo debet menunjukkan aktiva
joint venture (termasuk biaya yang dibayar dimuka). Sedangkan rekening
-rekening yang mempunyai saldo kredit adalah rekening yang menunjukkan
kewajiban - kewajiban joint venture kepada pihak ketiga dan hak - hak anggota
di dalam joint venture.
BAB 3
PEMBAHASAN
Berikut ini adalah contoh kasus
perusahaan besar yang memiliki perbedaan budaya, bidang pemasaran dan wilayah
pemasaran yang melakukan joint venture.
3.1.
Profil Perusahaan Sony Ericsson
Nama
Perusahaan : Sony Ericsson
Mobile Comunication AB
Jenis
Perusahaan : Joint Venture
Berdiri : 1 Oktober 2001
– 16 Februari 2012
Markas
besar : Hammersmith,
London, Inggris
Member : 1. Sony
Corporation (50%)
2. Ericsson AB (50%)
Produk : Ponsel
Perangkat mobile musik
Wireless sistem
Wireless perangkat suara
Hi-tech aksesoris
Perangkat data nirkabel
Jumlah
karyawan : 7.500 ( Desember
2010 )
Sony Ericsson (nama lengkap : Sony
Ericsson Mobile Communications AB) adalah perusahaan pembuat telepon genggam
yang merupakan perusahaan yang didirikan pada 1 Oktober 2001 hasil gabungan
dari dua perusahaan besar dalam dua bidang yang berbeda antara perusahaan
Jepang, Sony (elektronik) dan perusahaan Swedia, Ericsson (telekomunikasi
selular). Perusahaan induk mereka berada di Hammersmith, London, Inggris dan
juga memiliki tim riset dan pengembangan di Swedia, Jepang, Cina, Jerman, Amerika
Serikat, India, Pakistan dan Inggris.
3.2.
Latar Belakang Terbentuknya Sony Ericsson
Ericsson adalah salah satu
perusahaan penyedia telekomunikasi terkemuka dan sistem komunikasi data, dan
layanan terkait yang meliputi berbagai teknologi, termasuk khususnya jaringan
seluler terbesar di Swedia. Awalnya, Ericsson adalah perusahaan yang didirikan
oleh Lars Magnus Ericsson sebagai toko perbaikan telegram di Swedia pada tahun
1876.
Sedangkan Sony adalah perusahaan
yang berdiri pada 7 Mei 1946
dengan nama Perusahaan Telekomunikasi Tokyo dengan sekitar 20 karyawan. Seiring
dengan berkembangnya Sony sebagai perusahaan internasional yang besar, ia
membeli perusahaan lain yang mempunyai sejarah yang lebih lama termasuk Columbia Records (perusahaan rekaman tertua yang
masih ada, didirikan pada tahun 1888).
Sony juga memproduksi ponsel.
Pada tahun 2000, beberapa masalah
besar sedang dialami kedua perusahaan tersebut. Untuk mengurangi kerugian,
Ericsson berfikir untuk merger dengan perusahaan asia yang dapat menghasilkan
biaya yang lebih rendah untuk produksi handset. Spekulasi ini dimulai dari
kemungkinan penjualan divisi ponsel Ericsson namun presiden director mereka
mengatakan bahwa ia tidak memiliki rencana untuk melakukan itu. "Mobile phones
benar - benar sebuah bisnis inti untuk Ericsson. Kami tidak akan berhasil
(dalam jaringan) jika kami tidak memiliki telepon," katanya. Dan akhirnya
terpilihlah Sony untuk menjadi joint partner kerjanya.
Berikut ini adalah alasan utama perusahaan melakukan joint
venture :
1.
Kerugian yang sangat besar dialami
oleh Ericsson
Ericsson
memutuskan untuk membuat chips ponsel mereka pada satu sumber, Philips Facility
di New Mexico. Bulan Maret 2000, kebakaran pada pabrik Philips telah mencemari
fasilitas yang steril. Keadaan tersebut membuat produksi ponsel Ericsson dan
Nokia (yang juga merupakan konsumen dari fasilitas tersebut) menjadi tertunda.
Ketika menjadi jelas bahwa produksi akan benar - benar terpaksa dikompromikan
untuk beberapa bulan, Ericsson telah dihadapi masalah serius. Tetapi, Ericsson
posisinya jauh lebih buruk karena kedua perusahaan ini tengah memproduksi
ponsel baru dengan tanggal peluncuran yang semakin dekat. Jelas, akibat
kebakaran tersebut, Ericsson menderita kerugian yang sangat besar.
2.
Keterbatasan kemampuan untuk
memproduksi barang
Ketidakmampuan
Ericsson dalam memproduksi ponsel murah seperti punya Nokia turut memperparah
keadaan ini. Berbeda dengan saingannya, yaitu Nokia. Masalah Nokia tidak
terlalu serius karena telah membangun sumber alternatif produksi chip mereka.
3.
Persaingan bisnis yang semakin ketat
Toshiba
dan Siemens talah mengumumkan rencana melakukan kerjasama pada handset 3G untuk
jaringan selular pada bulan November 2000. Tentunya hal ini akan merepotkan
Ericsson karena disamping harus bersaing dengan Nokia, Ericsson juga harus
waspada terhadap Toshiba dan Siemens mengenai strategi mereka setelah melakukan
kerjasama. Sementara Ericsson sedang berada dalam kondisi terburuknya.
4.
Kecilnya penjualan yang dialami Sony
Sony yang bermain bisnis di pasar ponsel di seluruh dunia
dengan persentase penjualan kurang dari 1 persen pada tahun 2000, juga
mengalami kerugian pada kawasan ini tetapi memiliki keinginan untuk lebih fokus
pada pasar dunia.
Dan akhirnya pada bulan April 2001,
Sony mengkonfirmasikan bahwa ia berbicara dengan Ericsson untuk kemungkinan
kerjasama dalam bisnis handset. Kemudian pada Agustus 2001, dua perusahaan
telah menyelesaikan syarat - syarat penggabungan yang diumumkan pada bulan
April. Sony Ericsson memiliki tenaga kerja awal 3.500 karyawan.
3.3.
Perkembangan Sony Ericsson
Setelah melakukan joint venture
dengan Sony, Ericsson mengalami perkembangan sedikit demi sedikit yang sempat
juga mengalami masalah pada awal kerjasama mereka. Dan perkembangan tersebut
akan dijelaskan pada uraian berikut :
·
Pada
bulan Agustus Sony Ericsson mengalami down
membuat Ericsson berpikir ulang hubungan kemitraan mereka dengan Sony. Akan
tetapi pada Januari 2003, kedua perusahaan ini mengemukakan bahwa mereka akan
lebih berkonsentrasi memajukan Sony Ericsson.
·
Target
peraihan keuntungan pertama tahun 2002 hingga 2003 untuk paruh kedua 2003 telah
tercapai dengan merilis ponsel dengan kemampuan fotografi digital terintegrasi
dan multimedia P800.
·
Bulan
Juni 2003, Sony Ericsson menyatakan bahwa akan menghentikan cellphones CDMA
untuk pasar Amerika dan fokus pada GSM. Ia juga slashed pekerjaan dalam
penelitian dan pengembangan di Amerika dan Jerman.
·
Setelah
sukses dengan telepon P800, Sony Ericsson memperkenal kan P900 di acara
serentak di Las Vegas dan Beijing pada bulan Oktober 2003.
·
Pada
tahun 2004, pasar saham Sony Ericsson meningkat dari 5,6 persen pada kuartal
pertama hingga 7 persen di kuartal kedua. Pada bulan Juli 2004, Sony Ericsson
memperkenalkan P910 communicator dengan thumb board terintegrasi, dukungan
e-mail, slot memori tambahan dan peningkatan kinerja layar.
·
Bulan
Februari 2005, Presiden Sony Ericsson Miles Flint mengumumkan di 3GSM World
Congress bahwa Sony Ericsson akan menyingkap ponsel pemutar musik digital pada
bulan berikutnya dengan istilah WALKMAN dan mendukung banyak format file musik.
·
Pada
tanggal 1 Maret 2005, Sony Ericsson memperkenalkan K750i dengan kamera 2
megapiksel, W800i sebagai ponsel WALKMAN pertama yang sangat sukses di pasaran
dan 2 posel baru lainnya.
·
Pada
1 Mei 2005, Sony Ericsson setuju untuk menjadi sponsor global WTA Tour dengan
kontrak senilai 88 juta dolar AS lebih dari 6 tahun. The Women's Pro Tennis
diubah namanya menjadi Sony Ericsson WTA Tour.
·
Pada
7 Juni, Sony Ericsson mengumumkan sponsor di India Barat, Chris Gayle dan
Ramnaresh Sarwan.
·
Pada
bulan Oktober 2005, Sony Ericsson merilis ponsel pertama bersistem operasi
Symbian UIQ 3 yaitu P990.
·
Pada
tanggal 2 Januari 2007, Sony Ericsson mengumumkan di Stockholm yang akan
memiliki beberapa ponsel yang diproduksi di India. Ia mengumumkan bahwa dua
mitra outsourcing, Lextronic dan Foxconn akan menghasilkan 10 juta per tahun
cellphones sampai tahun 2009. CEO Miles Flint mengumumkan di konferensi pers
yang diadakan dengan India menteri komunikasi Dayanidhi Maran di Chennai India
yang merupakan salah satu pasar dengan pertumbuhan paling cepat di dunia dan
prioritas untuk pasar Sony Ericsson dengan 105 juta pengguna telepon selular
GSM.
·
Pada
tanggal 15 Oktober 2007, Sony Ericsson mengumumkan pada Symbian Smartphone Show
bahwa mereka akan menjual setengah dari UIQ berbagi untuk Motorola.
·
Tahun
2007 diumukan CyberShot pertama kamera 5 megapixel Sony Ericsson, K850, yang
sangat sukses di pasaran. Mereka juga mengumumkan C905 yang akan diluncurkan
kuartal 4 2008. C905 sangat penting
karena merupakan ponsel 8 megapiksel
pertama di dunia yang diumukan.
3.4.
Akhir dari Perjalanan Sony Ericsson
Sony membeli 50 persen saham yang
dimiliki Ericsson dalam usaha patungan Sony Ericsson tanggal 16 Februari 2012.
Lewat pembelian tersebut, Sony resmi "bercerai" dengan Ericsson dalam
bidang pengembangan ponsel.
Meski berpisah,
"perceraian" ini sepertinya membuka jalan bagi Sony untuk lebih fokus
mengembangkan produknya. Beberapa petinggi Sony bahkan menganggap perpisahan
ini suatu kesempatan yang menguntungkan. Hal ini terlihat dari komentar - komentar
para petinggi Sony dalam rangkaian acara Mobile World Congress di Barcelona.
Pada konferensi pers hari Minggu
(26/2/2012), Executive Deputy President, President dan CEO Sony Corporation
yang baru, Kazuo Hirai, menekankan bahwa pesan yang dia bawa ke Barcelona
adalah bahwa Sony kembali ke bisnis telepon. Hirai mengatakan bahwa Sony Mobile
Communications akan diintegrasikan dalam Sony secara keseluruhan.
"Sony Mobile Communications
perlu berjalan bersama Sony Corp. Meski ini barangkali sebuah entitas
perusahaan yang terpisah, namun dalam operasi dan kerja sama akan dilakukan
secara erat dan terbuka sebagai satu organisasi," katanya.
Sementara, pada kesempatan yang
sama, Presiden dan CEO Sony Mobile Communications, Bert Nordberg, menyambut
para tamu dengan mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya konferensi pers
sebagai Sony Mobile Communications.
"Akuisisi dari Sony Ericsson
telah selesai 10 hari yang lalu, dan saat ini kami merupakan 100 persen bagian
dari Sony, ujarnya. "Dan malam ini kami akan memulai halaman baru untuk
perusahaan kami yang akan menginspirasi konsumen dan menguntungkan pelanggan
kami di seluruh dunia."
Baik Hirai maupun Nordberg sepakat
bahwa Sony Ericsson mengalami kesulitan karena merupakan mitra yang setara.
Kondisi itu memperlambat pengambilan keputusan dan berujung pada lambatnya
produk sampai ke pasar.
"50:50 terbukti bermasalah. Saya tidak akan mengambil pekerjaan 50:50 lagi," kata
Nordberg.
Yang menjadi prioritas saat ini,
menurut Hirai adalah memiliki portofolio produk dan bekerja sama dengan
operator untuk memastikan produk Sony "sampai ke tangan pengguna secepat
mungkin."
Kembalinya Sony Mobile ke pangkuan
Sony Corp juga disambut layaknya kembalinya seorang anak yang hilang.
Dalam pidato Kazuo Hirai mengatakan,
"Seperti sudah disampaikan oleh Bert, bahwa per tanggal 15 Februari, Sony
Mobile Communications telah menjadi 100 persen anak perusahaan dari Sony dan
saya ingin menyambut mereka sebagai pemain penting dalam tim “One Sony”.
Dalam produk-produk baru Sony Mobile
yang diluncurkan, yakni Xperia seri S, P, dan U, nama yang tertera adalah Sony
make.believe. Namun logo bulatan serupa yin dan yang yang dulu dipakai Sony
Ericsson masih ditemukan di bagian belakang ponsel. Meski begitu, beberapa
sumber menyebutkan bahwa logo itu mungkin tidak akan dipakai lagi di masa
mendatang.
( sumber :
tekno.kompas.com )
BAB 4
PENUTUP
4.1.
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari
makalah ini adalah :
1. Joint venture Sony Ericsson adalah suatu unit terpisah yang
melibatkan dua peserta aktif sebagai mitra yaitu Sony dengan Ericsson.
2. Setelah melakukan joint venture, perusahaan tersebut
mengalami peningkatan produksi dan pendapatannya.
3. Selain pembagian saham 50 : 50, penulis tidak dapat
menemukan dari sumber manapun mengenai metode akuntansi yang mereka gunakan.
4. Karena pembagian saham mereka 50 : 50, maka mereka cenderung
lambat dalam mengambil keputusan.
5. Jika joint venture mengalami masalah, salah satu pihak bisa
melakukan akuisisi sperti yang dilakukan Sony terhadap Ericsson dalam bisnis
ponsel.
4.2. Saran
Ketika
perusahaan melakukan kerjasama joint venture, perlu memperhatikan beberapa
masalah yang timbul. Diantaranya adalah :
1. Perbedaan bahasa yang dapat
mengganggu kelancaran komunikasi antara pihak lokal dengan pihak asing.
Maka dari itu perlu adanya seseorang
yang menguasai bahasa asing atau bahasa internasional demi menjaga kelancaran
komunikasi dan mencegah terjadinya kesalah pahaman dari masing – masing pihak.
2. Perbedaan
manajemen perusahaan dalam mengatur dan menjalankan perusahaan masing – masing.
Dalam hal ini, setiap anggota joint
venture pasti ingin menerapkan manajemen masing – masing pada perusahaan joint
venture tersebut. Sehingga perlu adanya diskusi yang benar – benar matang
supaya tidak menimbulkan masalah yang mengakibatkan gagalnya joint venture.
3. Pembagian
saham yang akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan
Maksud dari point ini adalah ketika
perusahaan memiliki saham yang sama besar, pengambilan keputusan untuk
menyelesaikan masalah harus dilakukan bersama – sama. Sehingga pengambilan
keputusan menjadi lambat. Berdasarkan hal ini beberapa perusahaan membaginya
dengan tidak sama besar dan disesuaikan dengan kemampuan setiap perusahaan.
makalah lengkap bisa diunduh [ DISINI ]
0 Response to "Makalah Akuntansi Keuangan Lanjutan"
Post a Comment