makalahku10 - MAKALAH DASAR-DASAR MONETER INTERNASIONAL
Halo sahabat makalahku10 dalam kesempatan ini admin akan membahas makalah ekonomi tentang dasar-dasar moneter Internasional.Sistem moneter internasional merupakan sistem keuangan yang berlaku untuk semua Negara di dunia yang membahas tentang pembayaran atas transaksi lintas negara dilaksanakan.
Simak selengkapnya makalah dasar-dasar moneter Internasional dibawah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem moneter internasional
merupakan sistem keuangan yang berlaku untuk semua Negara di dunia yang
membahas tentang pembayaran atas transaksi lintas negara dilaksanakan. Sistem
ini menentukan bagaimana kurs tukar asing ditentukan dan bagaimana pemerintah
dapat mempengaruhi kurs tukar. Sistem moneter internasional yang berfungsi
dengan baik akan memfasilitasi perdagangan internasional dan investasi, serta
mempermudah adaptasi terhadap perubahan. Pembahasan inti dari sistem moneter
internasional adalah menentukan pengaturan sistem kurs tukar. Untuk itu dalam
penulisan makalah ini penulis akan membahas terkait dengan pengertian sistem
moneter internasional, sejarah terbentuknya system moneter internasional,
fenomena aktual yamg terkait moneter, serta Faktor penghambat non ekonomi penerapan Mata uang tunggal di asean
Semenjak dimulainya sistem standar
emas hingga abad ke 20, sistem moneter internasional telah mengalami pasang
surut. Perubahan dari sistem ke sistem yang lain diakibatkan oleh gejolak
ekonomi pada saat itu. Sampai saat ini pun sistem moneter internasional masih
menjadi perhatian semua negara dan masih
ingin merubah sistemnya menjadi lebih berfungsi optimal. Belum lagi rencana
anggota Negara-negara asean untuk merumuskan kebijakan pemberlakuan mata uang
bersama yang hanya berlaku tunggal di kawasan asean. Oleh karena itu penulis
tertarik untuk mengangkat tema sistem moneter internasional.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Bagaimana Sistem Moneter
Internasional ?
2.
Apa Pasar Valuta Asing ?
3.
Apa Nilai Tukar Mata Uang (Exchange
Rate) ?
4.
Apa Determinan Nilai Tukar ?
?
5.
Bagaimana Penerapan Sistem
Nilai Tukar di Indonesia ? ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk mengetahui Bagaimana
Sistem Moneter Internasional ?
2.
Untuk mengetahui tetentang Pasar
Valuta Asing
3.
Untuk mengetahui Tentang
Nilai Tukar Mata Uang (Exchange Rate)
4.
Untuk mengetahui Tentang
Determinan Nilai Tukar
5.
Untuk mengetahui Bagaimana
Penerapan Sistem Nilai
Tukar di Indonesia ?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem Moneter Internasional
Sistem Moneter
Internasioanal adalah ukuran atau standar mata uang suatu negara yang diterima
oleh Negara-negara besar sebagai mata uang dunia. Agar suatu mata uang dapat
diterima sebagai mata uang dunia, maka suatu mata uang harus memenuhi
fungsi-fungsi mata uang yaitu sebagai alat tukar dan transaksi, pengukur nilai,
penyelesain hutang-hutang dan penyimpan nilai.
2.1.1
Sejarah dan Perkembangan Sistem Moneter Internasional
a. Sistem Standar Emas (1876-1913)
Sistem standar emas internasional
muncul mulai tahun 1870 di Inggris. Pemerintah Inggris menetapkan nilai
pounsterling dengan emas. Perkembangan industri yang terjadi di Inggris serta
perdagangan dunia yang makin berkembang pada abad 19 menambah kepercayaan dunia
terhadap emas. Kepercayaan ini diperkuat dengan ditemukannya tambang emas di
Amerika dan Afrika Utara. Dengan kejadian-kejadian tersebut sistem standar emas
merupakan suatu sistem yang dipakai oleh banyak negara semenjak 1970 hingga
perang dunia pertama.
Perdagangan yang semakin meningkat
membuat kebutuhan sistem pertukaran yang lebih formal menjadi semakin terasa.
Standar emas pada dasarnya menetapkan nilai tukar mata uang negara berdasarkan
emas. Pemerintah atau Negara yang bersangkutan harus menjaga persediaan emas
yang cukup untuk menjamin jual-beli emas. Jika pemerintah negara lain juga menetapkan
nilai mata uangnya berdasarkan, maka kurs antar dua mata uang bisa ditentukan.
Nilai emas terhadap barang lain tidak banyak berubah dalam jangka panjang,
stabilitas nilai uang dan kurs mata uang tidak banyak berfluktuasi dalam jangka
panjang.
Standar emas berbeda dengan mata
uang fiat (fiat money). Dalam mata uang fiat, nilai mata uang ditentukan
berdasarkan kepercayaan terhadap kemauan pemerintah menjaga integritas menjag
mata uang tersebut. Seringkali kepercayaan tersebut disalahgunakan. Pemerintah
kadang tergoda menerbitan uang baru, karena biaya produksi penerbitan tersebut
adalah 0 rupiah. Dengan menggunakan standar emas, nilai mata uang didasarkan
pada emas. Pemerintah tidak bisa seenaknya menambah jumlah uang yang beredar ,
karena suplai uang dibatasi oleh suplai emas.
Dengan proses tersebut kurs mata
uang bisa terjaga selama negara-negara di dunia memakai emas sebagai standar
mata uangnya. Inflasi yang berkepanjangan tidak akan terjadi di dalam situasi
semacam itu.
Dengan adanya Perang Dunia I
(1919-1923) serta depresi dunia (1931-1934) negara-negara di Eropa dilanda
inflasi serta ketidaksetabilan politik. Sistem moneter Internasional menjadi
kacau. Kekacauan ini menimbulkan kurang kepercayaan dunia terhadap pounsterling
yang masih dikaikan dengan emas. Ponsterling makin lama makin lemah posisinya.
Kelemahan ini ditambah keharusan Inggris untuk memberi bantuan kepada Jerman.
Pada tahun 1931 Inggris menanggalkan standar emas dan pounsterlling jatuh
nilainya, diikuti oleh dolar Amerika.
b. Periode Perang Dunia (1914-1994)
Perang dunia I mengakhiri standar
emas klasik. Periode antara kedua perang dunia secara umum ditandai oleh
kekacauan perdagangan dan keuangan internasional. Terjadinya fluktuasi kurs
sejak akhir perang sampai tahun 1925 (kecuali di Amerika Serikat, yang kembali
ke standar emas dalam tahun 1919). Mulai tahun 1925, suatu usaha dilakukan
untuk menetapkan kembali standar emas, akan tetapi runtuh tahun 1991 pada waktu
Depresi Besar. Kemudian disusul dengan periode persaingan Devaluasi, ketika
negara-negara mencoba untuk mengekspor pengangguran mereka (kebijakan
mengemis tetangga mereka). Tarif, kuota dan pengawasan nilai tukar juga meluas,
dengan akibat volume perdagangan dunia berkurang hampir setengahnya.
Kecenderungan devlasioner dapat diatasi sepenuhnya suaktu negara-negara
dipersenjatai kembali untuk perang dunia II.
c. Periode Kurs Tetap
Periode ini dimulai dengan perjanjian Bretton Woods. Melalui perjanjian ini, semua negara menetapkan nilai
tukar mata uangnya melaui emas, tetapi tidak diharuskan memenuhi konverbilitas
mata uang mereka dalam emas. Negara anggota diminta menjaga kursnya dalam batas
1% (naik atau turun) dan bersedia menjaga kurs tersebut. IMF membantu negara
anggotanya dalam rangka menjaga kurs mata uangnya.
Tekanan spekulasi menyebabkan sistem
kurs tetap tidak layak lagi dipertahankan. Pasar keuangan dunia sempat tutup selama
beberpa minggu dalam bulan Maret 1973. Ketika pasar tersebut dibuka, kurs mata
uang dibiarkan mengambang sampai ke kurs yang ditentukan oleh kekuatan pasar.
d. Post Bretton Woods
Pada tanggal 22 Juli 1944 diadakan
suatu konferensi moneter Internasional, yang dikenal dengan The Bretton Woods
Conference, yang dihadiri oleh 44 negara. Konferensi tersebut bertujuan untuk
menyusun rencana pembuatan sistem moneter. Dua tahun setelah konferensi
tersebut, didirikan IMF dan Bank Dunia untuk mengawasi sistem tersebut. .
Selama periode 1944-1973 dolar
merupakan mata uang yang sangat penting dalam lalu lintas pembayaran
Internasional. Peranan dolar ini timbul setelah perang dunia II, dusebabkan
saat itu terjadi kekurangan dolar. Negara-negara Eropa yang sangat memerlukan
uang /dana untuk memulihkan keadaan ekonominya. Satu-satunya sumber adalah
Amerika Serikat, sehingga dolar banyak diminta. Konsekuensinya, emas menjadi
tergeser oleh dolar. Sebab, disamping memiliki tenaga beli yang kuat di
Amerika, reserves dalam bentuk dolar akan membelikan penghasilan bunga. Dengan
semakin pentingnya fungsi dolar, maka setiap anggota menetapkan perbandingan
mata uangnya terhadap dolar, yang kemudian apabila perlu dapat ditukarkan
dengan emas.
DMI beranggotakan 134 negara, diantaranya
10 negara maju mempunyai posisi yang sangat kuat di dalam mengambil keputusan.
Setiap anggota memperoleh jatah/quota, yang harus dibayar 25% dengan emas dan
sisanya 75% dengan mata uangnya. Besarnya quota menentukan hak suaranya serta
jumlah pinjaman yang dapat diperoleh dari DMI. Dana pertama DMI dengan
sendirinya 25% terdiri dari emas dan 75% berbagai mata uang negara anggota.
Pinjaman diberikan kepada dalam mata uang negara lain yang harus di tukar
dengan mata uang negara peminjam.
e. Sistem semenjak 1973
Semenjak 1973 sistem moneter
internasional merupakan campuran antara kurs tetap dengan kurs berubah-ubah.
Mata uang Yen, dolar Kanada, franc Perancis, dan Swiss berfluktuas tergantung
dari permintaan dan pernawaran. Sering juga penguasa moneter negara-negara
tersebut melakukan campur tangan di pasar valuta asing untuk mengurangi
fluktuasi kurs yang berlebihan. Caranya apabila negara mengalami defisit dalam
neraca pembayaran, kurs valuta asing cenderung naik. Untuk mencegah hal ini
bank Central menjual valuta asing. Demikian juga apabila surplus di dalam
neraca pembayaran, bank sentral membeli valuta asing di pasar untuk mengurangi
penurunan kurs. Sisitem kurs demikian di sebut “managed atau dirty” float,
sebagai lawan dari “clean” floatt di mana bank Sentral sama sekali tidak
campur tangan di dalam pasar valuta asing.
Lima negara Eropa (Jerman Barat,
Belgia, Luxembrug, Swedia, Netherlan dan Norwegia) mengadakan pengaturan secara
tersendiri. Krus tetap berlaku di antara mereka, tetapi berubah-ubah secara
bersama-sama terhadap mata uang negara lain. Sisten krus semacam ini
(mengambang bersama-sama) menghasilakan fluktuasi yang menyerupai ular, yang
kemudian disebut “Snake like”.
Negara-negara Eropa dan Jepang telah
melepaskan ikatan mata uangnya dengan dolar Amerika Serikat. Dengan
demikian, telah merupakan mata uang yang mengambang. Namun demikian Dolar masih
memegang peranan penting dalam lalu lintas pembayaran internasiolal. Pembayaran
luar negeri, kebijakan campur tangan dalam valuta asing oleh Bank Sentral,
serta catatan-catatan statistik Dana Moneter Internasional dan Perserikatan
Bangsa-Bangsa masih menggunakan dasar mata uang Dolar.
style="background: white; line-height: 150%; margin-bottom: .0001pt; margin: 0cm; text-align: justify;">
2.2 Pasar Valuta Asing
Unduh dan Baca makalah dasar-dasar moneter Internasional dalam bentuk word [ DISINI ]
Baca juga makalah ekonomi lainya makalah tentang Bank Indonesia
Pasar valuta asing atau pasar mata
uang sering kali juga dinamakan sebagai forex (foreign exchange). Forex adalah
tempat dimana para investor membeli dan menjual mata uang.
Pergerakan
pasar valuta asing berputar mulai dari pasar Selandia Baru dan
Australia
yang berlangsung pukul 05.00–14.00 WIB, terus ke pasar Asia
yaitu Jepang, Singapura,
dan Hongkong
yang berlangsung pukul 07.00–16.00 WIB, ke pasar Eropa
yaitu Jerman dan
Inggris
yang berlangsung pukul 13.00–22.00 WIB, sampai ke pasar Amerika Serikat
yang berlangsung pukul 20.30–10.30 WIB. Dalam perkembangan sejarahnya, bank
sentral milik negara-negara dengan cadangan mata uang asing yang terbesar
sekalipun dapat dikalahkan oleh kekuatan pasar valuta asing yang bebas.
Menurut survei BIS (Bank International for Settlement,
bank sentral dunia), yang dilakukan pada akhir tahun 2004,
nilai transaksi pasar valuta asing mencapai lebih dari USD$1,4 triliun per
harinya.
Mengingat tingkat likuiditas dan
percepatan pergerakan harga yang tinggi tersebut, valuta asing juga telah
menjadi alternatif yang paling populer karena ROI (return on investment
atau tingkat pengembalian investasi) serta laba yang akan didapat bisa melebihi
rata-rata perdagangan pada umumnya. Akibat pergerakan yang cepat tersebut, maka
pasar valuta asing juga memiliki risiko yang sangat tinggi.
2.3 Nilai Tukar Mata Uang (Exchange
Rates)
2.3.1 Definisi
Nilai Tukar
Untuk
memudahkan pembahasan mengenai nilai tukar atau kurs mata uang, maka diperlukan
beberapa asumsi, antara lain:
·
Setiap
Negara menerbitkan atau mengeluarkan (issues) dan menggunakan mata uangnya
sendiri. Misalnya Amerika Serikat (AS) memiliki dan menggunakan mata uang yang
dinamakan Dolar AS, Uni Moneter Eropa (euro), Brazil (real) dan Indonesia
(rupiah) serta Malaysia (ringgit)
·
Negara-negara
yang terlibat dalam perdagangan atau transaksi internasional menggunakan suatu
mata uang yang umum digunakan, misalnya dolar AS atau poundsterling Inggris.
·
Analisisnya
hanya mempertimbangkan atau melibatkan 2 negara yaitu Amerika dan Inggris.
2.3.2 Penentuan Nilai Tukar
Ada beberapa faktor penentu yang mempengaruhi
pergerakan nilai tukar, yaitu (Madura, 1993):
1.
Faktor Fundamental
Faktor fundamental berkaitan dengan
indikator ekonomi seperti inflasi, suku bunga,perbedaan relatif pendapatan
antar negara, ekspektasi pasar dan intervensi bank sentral.
2.
Faktor Teknis
Faktor teknis berkaitan dengan
kondisi permintaan dan penawaran devisa pada saat tertentu. Apabila ada
kelebihan permintaan, sementara penawaran tetap, maka harga valuta asing akan
terapresiasi, sebaliknya apabila ada kekurangan permintaan, sementara penawaran
tetap maka nilai tukar valuta asing akan terdepresiasi.
3.
Sentimen Pasar
Sentimen pasar lebih banyak
disebabkan oleh rumor atau berita politik yang bersifat insidentil, yang dapat
mendorong harga valuta asing naik atau atau turun secara tajam dalam jangka
pendek. Apabila rumor atau berita sudah berlalu, maka nilai tukar akan kembali
normal.
2.3.3 Nilai tukar mata uang
Nilai tukar
mata uang dibagi menjadi dua yaitu :
Nilai tukar nominal, adalah nilai tukar yang ditulis dengan angka nominal.
Misalnya US$ 1,00=Rp10.000. kurs antara dua Negara adalah yang dinamakan kurs
nominal.
Nilai tukar Riil atau kurs riil (riil
exchange rate) adalah
harga relative dari barang-barang kedua Negara yang menyatakan tingkat
dimanakita dapat memperdagangkan barang-barang dari suatu Negara untuk
barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang Negara lain. Oleh karena
itu nilai tukar riil juga disebut terms of trade.
Secara umum
dapat dituliskan = Nilai tukar nominal x Harga barang
domestic
Harga barang
luar negeri
Nilai tukar
riil diantara kedua Negara dihitung dari nilai tukar nominal dan tingkat harga
di kedua Negara.Jika nilai tukar riil adalah tinggi, berarti harga
barang-barang luar negeri relative murah, dan harga barang-barang domestic
relatif mahal. Dan sebaliknya, jika nilai tukar riil rendah, berarti harga
barang-barang luar negeri relative mahal, dan harga-harga barang domestic
relative murah.
2.4 Determinan Nilai Tukar
Valas (foreign exchange)
merupakan salah satu indicator makroekonomi yang memiliki pengaruh signifikan
pada pertumbuhan ekonomi karena fluktuasinya berdampak pada perdagangan antara
negara. Hal ini membawa konsekwensi pada bagaimana menjaga kebijakan-kebijakan
pemerintah terkususnya bank sentral untuk menstabilkannya sehingga tidak membawa
perubahan pada pola perdagangan suatu negara kususnya Indonesia, namun hal ini
bukanlah masalah sederhana yang dengan mudah diaplikasikan karena dalam rangka
menjaga stabilitas valuta asing maka banyak faktor yang harus dipertimbangkan.
Valas (foreign exchange)
yang didefinisikan sebagai mata uang asing dan alat pembayaran lainnya yang
dipergunakan untuk melakukan atau membiayai transaksi ekonomi keuangan
internasional dan yang mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral. Didasari
definisi tersebut tercermin bahwa valas memiliki keunikan tersendiri karena
selain sebagai berfungsi sebagai nilai tukar maka valas sendiri memiliki
beragam dimensi yang mempengaruhinya, yang mana factor-faktor tersebut
melibatkan factor-faktor ekonomi maupun diluar ekonomi. Menurut Moffet et all
bahwa determinan-determinan valas dikategorikan menjadi lima bagian yaitu
pertama kondisi paritas meliputi tingkat inlasi relatif, tingkat suku bunga
relatif, nilai tukar forward dan kebijakan bank sentral.
Kedua, aspek spekulasi yang meliputi
currency, sekuritas, arbitrasi suku bunga, real estate dan komoditas. Ketiga,
investasi lintas negara yang meliputi investasi langsung dan tidak langsung.
Keempat, resiko politik yang meliputi control modal, pasar gelap dalam mata
uang, spread nilai tukar dan resiko premium pada sekuritas dan FDI.
Kelima atau yang terakhir yaitu infrastruktur yang meliputi kekuatan system
perbankan, kekuatan pasar sekuritas dan outlook untuk pertumbuhan dan
keuntungan. lebih lanjut kelima elemen beserta factor-faktornya tersebut
merupakan gambaran besar atas bagaimana suatu valas dipengaruhi, namun pada
tulisan ini hanya memfokuskan pada factor tingkat inflasi relative, tingkat
suku bunga relative, real estate dan investasi langsung serta
tidak langsung. Adapun alasan mengapa kelima faktor ini dipilih karena didorong
oleh ketercukupan data dan untuk membatasi kekompleksitas alat bedah yang
digunakan sehingga diharapkan diperoleh kerelevansiannya.
Faktor pertama yaitu tingkat inlasi
relative, yang mana didasari penelaahan menggunakan teori paritas daya beli (purchasing
power parity). Teori ini menjabarkan bahwa apabila terdapat
perbedaan inflasi antara kedua negara maka kurs yang akan datang dapat
diprediksi sehingga akan berguna dalam mengantisipasi perubahan nilai tukar
dimasa yang akan datang. Lebih lanjut maka dalam penerapan teori ini dibutuhkan
data-data inflasi namun sebelum melakukan analisa diperlukan bahwa dalam system
ekonomi terdapat banyak faktor yang harus dipertimbangkan. Terlepas dari
keberadaan teori ini atas system ekonomi maka dibawah ini akan disajikan
bagaimana pergerakan inflasi yang terjadi di Indonesia.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
1.
Sistem Moneter Internasioanal adalah ukuran atau standar mata
uang suatu negara yang diterima oleh Negara-negara besar sebagai mata uang
dunia..
2.
Dalam
perkembangan sejarahnya, bank sentral milik negara-negara dengan cadangan mata
uang asing yang terbesar sekalipun dapat dikalahkan oleh kekuatan pasar valuta
asing yang bebas.
3. Beberapa faktor penentu yang mempengaruhi pergerakan
nilai tukar, yaitu
a.
Faktor
Fundamental
b.
Faktor Tehnis
c.
Sistem Pasar
4. Valas (foreign exchange) merupakan salah satu indicator makroekonomi yang memiliki pengaruh signifikan pada pertumbuhan ekonomi karena fluktuasinya berdampak pada perdagangan antara negara
4. Valas (foreign exchange) merupakan salah satu indicator makroekonomi yang memiliki pengaruh signifikan pada pertumbuhan ekonomi karena fluktuasinya berdampak pada perdagangan antara negara
5.
Bahawa
di Indonesia telah mengalami perubahan sebanyak tiga kali, yaitu Sistem Nilai
Tukar Tetap, Sistem Nilai tukar Mengambang Terkendali, dan terakhir Sistem
Nilai tukar Mengambang Bebas.
Unduh dan Baca makalah dasar-dasar moneter Internasional dalam bentuk word [ DISINI ]
Baca juga makalah ekonomi lainya makalah tentang Bank Indonesia
0 Response to "MAKALAH DASAR-DASAR MONETER INTERNASIONAL"
Post a Comment